"Creative Toys for Learning Science Through Low Cost Materials" & Constructivism in practice for Teaching and Learning Science
Kamis 24 Maret 2011, merupakan hari ketiga atau hari terakhir penyelenggaraan internasional workshop oleh Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK). Workshop yang telah berlangsung selama 3 hari ini [22-24/3] menjelaskan dan mengajarkan kepada peserta tentang berbagai konsep sains yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah.
Workshop pada hari pertama diisi oleh 3 orang narasumber antara lain Direktur PP-IPTEK, Sukro Muhab, science education expert PP-IPTEK, JRE. Kaligis, dan Coordinator of Food Technology Departemen from Swiss German University-ASIA Abdullah Muzi Marpaung. Pada hari kedua dan ketiga, workshop diisi oleh berbagai aktifitas yang diberikan oleh narasumber yang merupakan seorang science specialist dari Japan International Co-operation Agency (JICA) Jepang, Hideo Nakano. Beliau juga merupakan JICA senior volunteer for SEAMEO RECSAM yang telah memberikan berbagai pelatihan kependidikan di berbagai Negara.
Bagaimana seorang pendidik diharapkan mampu berinprovisasi terhadap berbagai situasi dan keadaan, meskipun terdengar tidak terlalu nyaman. workshop "Creative Toys for Learning Science Through Low Cost Materials" & Constructivism in practice for Teaching and Learning Science, memberikan sebuah pengetahuan dan pemahaman baru bagaimana dengan biaya yang rendah dan menggunakan berbagai material sains yang tersedia di sekitar kita akan memberikan seorang pendidik sebuah pendekatan baru bagaimana mempopulerkan sains.
Pemisahan antara pengetahuan dan fenomena praktis yang mungkin terjadi saat proses pembelajaran dapat dihindari dengan menggunakan sebuah miniatur yang sesuai, sebuah demonstrasi ataupun menggunakan alat peraga yang dapat disentuhmainkan. Alat peraga interaktif yang dimaksud tidak harus selalu dibuat menggunakan alat-alat canggih dan bahan yang mahal, namun merupakan alat peraga yang dibuat dengan alat dan bahan yang umum dan tersedia di sekitar kita seperti, sedotan plastik, karet gelang, penjepit kertas, tusuk sate, sampai dengan tusuk gigi seperti beberapa aktifitas percobaan yang diberikan oleh Nakano pada workshop ini.
Peserta diajak untuk membuat bentuk tiga dimensi dengan menggunakan sedotan tanpa lem apapun sebagai perekatnya yang disebut “Straw Polyhedron”. Berbagai bentuk tiga dimensi mulai dari prisma, kubus, limas dan lain sebagainya dapat dibuat hanya dengan menggunakan sedotan plastik ini. Selain itu peserta juga diajak untuk membuat alat peraga yang dapat menjelaskan dan menunjukan fenomena dari berbagai konsep sains mengenai perubahan energi antara lain mobil angin, dan layang-layang sedotan.
Mobil angin atau “A Rubber Band Propelled Wind Car” dibuat masih dengan menggunakan sedotan plastik, ditambah dengan botol bekas minimal air mineral, karet gelang, penjepit kertas, bola manik-manik, dan tusuk gigi. Diawali dengan merangkai sedotan plastik sebagai kerangka mobil dilanjutkan dengan memotong botol untuk dijadikan baling-baling, memasang bola manik-manik sebagai roda depan, dan menggunakan tutup botol sebagai roda belakang, kemudian mengaitkan karet gelang sebagai pegas untuk memutar baling-baling. Jika baling-baling diputar sebanyak 50 kali kemudian mobil diletatkan di lantai, maka mobil akan bergerak maju. Mobil angin ini menjelaskan bagaimana energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain seperti energi kinetik, mekanik, pegas, dan lainnya.
Sedangkan untuk membuat laying-layang sedotan atau “A Rubber Band Propelled Straw Kite”, kita membutuhkan bahan yang lebih sederhana yaitu menggunakan sedotan plastic untuk membuat kerangka layang-layang, kemudian memasang karet gelang yang merupakan unit penggerak baling-baling sebagai sebuah pendorong, setelah itu pasang selembar plastik yang telah dipotong dari kantong sampah pada kerangka sebagai lembaran sayap.
Selain percoban-percobaan tersebut, masih ada beberapa percobaan lain yang dilakukan dalam workshop ini antara lain Rubber Band Propelled Helicopter, Air Pressure Rocket, dan Water Lens Microscope.
Setelah mengikuti workshop ini, diharapkan peserta dapat merancang dan melakukan kegiatan sains dengan memanfaatkan dan menggunakan alat dan bahan yang terbatas dan sudah tersedia disekitar kita untuk membuat alat peraga interaktif yang murah, sekaligus dapat menangani alat secara aman dan efektif, karena belajar sains akan lebih menarik dan memotivasi jika konsep-konsep ilmiah dapat dibuat lebih nyata dan otentik melalui contoh-contoh konkret.
Workshop diakhiri dengan sesi Tanya jawab serta penyampaian pesan dan kesan para peserta selama mengikuti kegiatan ini, dan secara resmi ditutup oleh Kepala Divisi Operasi PP-IPTEK, Hendra Suryanto pukul 16.30 WIB.[pp-iptek]
Workshop pada hari pertama diisi oleh 3 orang narasumber antara lain Direktur PP-IPTEK, Sukro Muhab, science education expert PP-IPTEK, JRE. Kaligis, dan Coordinator of Food Technology Departemen from Swiss German University-ASIA Abdullah Muzi Marpaung. Pada hari kedua dan ketiga, workshop diisi oleh berbagai aktifitas yang diberikan oleh narasumber yang merupakan seorang science specialist dari Japan International Co-operation Agency (JICA) Jepang, Hideo Nakano. Beliau juga merupakan JICA senior volunteer for SEAMEO RECSAM yang telah memberikan berbagai pelatihan kependidikan di berbagai Negara.
Bagaimana seorang pendidik diharapkan mampu berinprovisasi terhadap berbagai situasi dan keadaan, meskipun terdengar tidak terlalu nyaman. workshop "Creative Toys for Learning Science Through Low Cost Materials" & Constructivism in practice for Teaching and Learning Science, memberikan sebuah pengetahuan dan pemahaman baru bagaimana dengan biaya yang rendah dan menggunakan berbagai material sains yang tersedia di sekitar kita akan memberikan seorang pendidik sebuah pendekatan baru bagaimana mempopulerkan sains.
Pemisahan antara pengetahuan dan fenomena praktis yang mungkin terjadi saat proses pembelajaran dapat dihindari dengan menggunakan sebuah miniatur yang sesuai, sebuah demonstrasi ataupun menggunakan alat peraga yang dapat disentuhmainkan. Alat peraga interaktif yang dimaksud tidak harus selalu dibuat menggunakan alat-alat canggih dan bahan yang mahal, namun merupakan alat peraga yang dibuat dengan alat dan bahan yang umum dan tersedia di sekitar kita seperti, sedotan plastik, karet gelang, penjepit kertas, tusuk sate, sampai dengan tusuk gigi seperti beberapa aktifitas percobaan yang diberikan oleh Nakano pada workshop ini.
Peserta diajak untuk membuat bentuk tiga dimensi dengan menggunakan sedotan tanpa lem apapun sebagai perekatnya yang disebut “Straw Polyhedron”. Berbagai bentuk tiga dimensi mulai dari prisma, kubus, limas dan lain sebagainya dapat dibuat hanya dengan menggunakan sedotan plastik ini. Selain itu peserta juga diajak untuk membuat alat peraga yang dapat menjelaskan dan menunjukan fenomena dari berbagai konsep sains mengenai perubahan energi antara lain mobil angin, dan layang-layang sedotan.
Mobil angin atau “A Rubber Band Propelled Wind Car” dibuat masih dengan menggunakan sedotan plastik, ditambah dengan botol bekas minimal air mineral, karet gelang, penjepit kertas, bola manik-manik, dan tusuk gigi. Diawali dengan merangkai sedotan plastik sebagai kerangka mobil dilanjutkan dengan memotong botol untuk dijadikan baling-baling, memasang bola manik-manik sebagai roda depan, dan menggunakan tutup botol sebagai roda belakang, kemudian mengaitkan karet gelang sebagai pegas untuk memutar baling-baling. Jika baling-baling diputar sebanyak 50 kali kemudian mobil diletatkan di lantai, maka mobil akan bergerak maju. Mobil angin ini menjelaskan bagaimana energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain seperti energi kinetik, mekanik, pegas, dan lainnya.
Sedangkan untuk membuat laying-layang sedotan atau “A Rubber Band Propelled Straw Kite”, kita membutuhkan bahan yang lebih sederhana yaitu menggunakan sedotan plastic untuk membuat kerangka layang-layang, kemudian memasang karet gelang yang merupakan unit penggerak baling-baling sebagai sebuah pendorong, setelah itu pasang selembar plastik yang telah dipotong dari kantong sampah pada kerangka sebagai lembaran sayap.
Selain percoban-percobaan tersebut, masih ada beberapa percobaan lain yang dilakukan dalam workshop ini antara lain Rubber Band Propelled Helicopter, Air Pressure Rocket, dan Water Lens Microscope.
Setelah mengikuti workshop ini, diharapkan peserta dapat merancang dan melakukan kegiatan sains dengan memanfaatkan dan menggunakan alat dan bahan yang terbatas dan sudah tersedia disekitar kita untuk membuat alat peraga interaktif yang murah, sekaligus dapat menangani alat secara aman dan efektif, karena belajar sains akan lebih menarik dan memotivasi jika konsep-konsep ilmiah dapat dibuat lebih nyata dan otentik melalui contoh-contoh konkret.
Workshop diakhiri dengan sesi Tanya jawab serta penyampaian pesan dan kesan para peserta selama mengikuti kegiatan ini, dan secara resmi ditutup oleh Kepala Divisi Operasi PP-IPTEK, Hendra Suryanto pukul 16.30 WIB.[pp-iptek]
Tidak ada komentar