Balitbang Sumut Kembangkan SIDA
MedanBisnis – Medan. Badan Pengembangan dan Penelitian (Balitbang) Sumatera Utara tahun ini akan mengembangkan Sistem Inovasi Daerah (SIDA) dan mendirikan Sains Center sebagai pusat pengembangan Iptek.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian (Balitbang) Sumatera Utara, Ir H Alwin MSi kepada wartawan di sela pertemuan dengan Asisten Deputi Jaringan Iptek Pusat dan Daerah Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek), Dr Eng Hotmatua Daulay MEng, Direktur Pusat Peragaan Iptek Sukro Muhab, Koordiantor Tenaga Ahli Balitbang Sumut Prof Dr Ir Hasnudi MS dan tenaga ahli Sosbud Prof Dr Marlon Sihombing MA, Sekretaris DRD Sumut Azizul Kholis SE MSi dan Ramdansyah SE M.Acc (tenaga ahli Ekbang), di kantor Balitbang Sumut, Senin (11/4).
Alwin menambahkan, anggaran pembangunan gedung Sains Center beserta penambahan alat peraga Iptek tersebut tahun ini telah disiapkan. “Kita menyambut baik dengan pembangunan Sains Center ini. Sebab rencana tersebut telah dicanangkan atau dirintis sejak 2004,” ujarnya.
Asisten Deputi Jaringan Iptek Pusat & Daerah Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek), Dr Eng Hotmatua Daulay menyebutkan, Sumatera Utara memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat diandalkan untuk peningkatan perekonomian masyarakat.
Dalam pengembangan SIDA dan Sains Center di daerah, lanjutnya, Kementerian Riset dan Teknologi melakukan langkah-langkah mengidentifikasi SDA dengan mengadakan pertemuan-pertemuan dengan daerah. “Dengan demikian kita tentukan skala prioritas dan membentuk tim untuk pengembangan inovasi daerah,” katanya.
Kementerian Riset dan Teknologi juga melibatkan dinas-dinas terkait dalam hal itu Balitbang sebagai motor (penggerak), perguruan tinggi, lembaga litbang di Sumut dan masyarakat. “Bulan Mei ini bisa kita laksanakan untuk mematangkan kerjasama secara formal,” ungkapnya.
Direktur Pusat Peragaan Iptek Sukro Muhab mengatakan, Sains Center sangat dibutuhkan dalam pengembangan daerah dan sekaligus mengenalkan kepada masyarakat sejak dini tentang sains dan teknologi dengan cara belajar sambil bermain. Sains Center juga diharapkan menjadi tempat wisata berbasis Iptek. Saat ini sudah berdiri 12 Sains Center di Indonesia. Namun yang dimiliki pemerintah baru 5, sementara sisanya swasta. (zainul abdi)
Hal itu dikatakan Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian (Balitbang) Sumatera Utara, Ir H Alwin MSi kepada wartawan di sela pertemuan dengan Asisten Deputi Jaringan Iptek Pusat dan Daerah Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek), Dr Eng Hotmatua Daulay MEng, Direktur Pusat Peragaan Iptek Sukro Muhab, Koordiantor Tenaga Ahli Balitbang Sumut Prof Dr Ir Hasnudi MS dan tenaga ahli Sosbud Prof Dr Marlon Sihombing MA, Sekretaris DRD Sumut Azizul Kholis SE MSi dan Ramdansyah SE M.Acc (tenaga ahli Ekbang), di kantor Balitbang Sumut, Senin (11/4).
Alwin menambahkan, anggaran pembangunan gedung Sains Center beserta penambahan alat peraga Iptek tersebut tahun ini telah disiapkan. “Kita menyambut baik dengan pembangunan Sains Center ini. Sebab rencana tersebut telah dicanangkan atau dirintis sejak 2004,” ujarnya.
Asisten Deputi Jaringan Iptek Pusat & Daerah Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek), Dr Eng Hotmatua Daulay menyebutkan, Sumatera Utara memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat diandalkan untuk peningkatan perekonomian masyarakat.
Dalam pengembangan SIDA dan Sains Center di daerah, lanjutnya, Kementerian Riset dan Teknologi melakukan langkah-langkah mengidentifikasi SDA dengan mengadakan pertemuan-pertemuan dengan daerah. “Dengan demikian kita tentukan skala prioritas dan membentuk tim untuk pengembangan inovasi daerah,” katanya.
Kementerian Riset dan Teknologi juga melibatkan dinas-dinas terkait dalam hal itu Balitbang sebagai motor (penggerak), perguruan tinggi, lembaga litbang di Sumut dan masyarakat. “Bulan Mei ini bisa kita laksanakan untuk mematangkan kerjasama secara formal,” ungkapnya.
Direktur Pusat Peragaan Iptek Sukro Muhab mengatakan, Sains Center sangat dibutuhkan dalam pengembangan daerah dan sekaligus mengenalkan kepada masyarakat sejak dini tentang sains dan teknologi dengan cara belajar sambil bermain. Sains Center juga diharapkan menjadi tempat wisata berbasis Iptek. Saat ini sudah berdiri 12 Sains Center di Indonesia. Namun yang dimiliki pemerintah baru 5, sementara sisanya swasta. (zainul abdi)
Sumber:http://www.medanbisnisdaily.com/
Tidak ada komentar