Peran Teknologi Neurosains dalam Menunjang Pembelajaran Sains di Sekolah
Kamis 8 Maret 2012, Pusat peragaan Iptek (PP-IPTEK) kembali menyelenggarakan Seminar Kependidikan Sains bagi para guru mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Kegiatan tahunan yang diselenggarakan PP-IPTEK kali ini diikuti oleh sekitar 173 guru SD-SMA se Jabodetabek, dan berlangsung di lantai 3 gedung PP-IPTEK. Selain untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan para pendidik, kegiatan ini juga sekaligus sebagai ajang silaturrahmi PP-IPTEK dengan para guru dan pihak sekolah serta sosialisasi berbagai produk dan program layanan PP-IPTEK tahun 2012.
Kegiatan yang bertema “Teknologi Neurosains dalam Menunjang Pembelajaran Sains di Sekolah” ini menghadirkan dua narasumber antara lain Pahia Cooper, pakar neurosains Questacon Australia, dan Warsito Purwo Taruno, seorang pakar Tomografi Indonesia.
Dalam sambutannya saat membuka acara Direktur PP-IPTEK, Sukro Muhab menyampaikan pentingnya meningkatkan pengetahuan dan wawasan para pendidik atau guru mengenai perkembangan teknologi terbaru khususnya teknologi neurosains. Hal ini dimaksudkan agar para peserta didik dapat menerima ilmu dan pengetahuan yang nantinya akan mendorong mereka untuk lebih mencintai sains, sekaligus dapat mengarahkan mereka pada cita-cita tinggi yang berhubungan dengan sains. Beliau juga menyampaikan bagaimana hubungan antara PP-IPTEK dengan para pendidik dan sekolah telah terjalin dengan sangat baik, hal ini dapat dilihat dengan besarnya jumlah sekolah yang memanfaatkan PP-IPTEK sebagai salah satu sarana dalam menunjang proses pembelajaran bagi siswa.
Sebelum para narasumber menjelaskan materi yang akan disampaikan, para peserta seminar terlebih dahulu disuguhi dengan pertunjukan Opera Fun Sains oleh para pemandu PP-IPTEK yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik. Opera Fun Sains merupakan salah satu program baru berupa pertunjukan sains yang dikemas dalam bentuk opera yang dikembangkan oleh PP-IPTEK pada tahun 2012 ini dalam rangka meningkatkan pelayanan prima bagi pengunjung.
Pahia Cooper yang merupapkan narasumber pertama dalam seminar ini menyampaikan mengenai bagian jaringan otak pada manusia. Bagaimana kita dapat menjelaskan kepada para siswa secara sederhana mengenai otak manusia, baik ukuran, berat, maupun funngsi dari otak tersebut. “ Dengan mengepalkan kedua tangan dan menggabungkannya, kita dapat memberikan gambaran kira-kira sebesar itulah otak manusia” demikian ucap Pahia. Selain menyampaikan materinya, Pahia juga memberikan kuis seputar materi yang diberikan kepada para peserta yang membuat suasana menjadi lebih cair.
Masih berikaitan dengan teknologi neurosains, Warsito Purwo Taruno yang merupakan penemu dan pengembang alat pembasmi kanker otak dan kanker payudara yang berupa eknologi pemindai atau tomografi kapasitansi listrik berbasis medan listrik statis (electrical capacitance volume tomography/ECVT). Beliau menjelaskan bahwa dengan teknologi yang ada saat ini, kita dapat melihat aktifitas otak kita/manusia. Bagaimana tampilan atau gambar yang semula hanya ditampilkan berupa image, sekarang dapat dilihat secara 3 dimansi dan bergerak. Dengan cara ini kita dapat mengetahui apakah aktifitas otak kita wajar, atau apakah terdapat kelainan pada otak kita.(ppiptrek)
Kegiatan yang bertema “Teknologi Neurosains dalam Menunjang Pembelajaran Sains di Sekolah” ini menghadirkan dua narasumber antara lain Pahia Cooper, pakar neurosains Questacon Australia, dan Warsito Purwo Taruno, seorang pakar Tomografi Indonesia.
Dalam sambutannya saat membuka acara Direktur PP-IPTEK, Sukro Muhab menyampaikan pentingnya meningkatkan pengetahuan dan wawasan para pendidik atau guru mengenai perkembangan teknologi terbaru khususnya teknologi neurosains. Hal ini dimaksudkan agar para peserta didik dapat menerima ilmu dan pengetahuan yang nantinya akan mendorong mereka untuk lebih mencintai sains, sekaligus dapat mengarahkan mereka pada cita-cita tinggi yang berhubungan dengan sains. Beliau juga menyampaikan bagaimana hubungan antara PP-IPTEK dengan para pendidik dan sekolah telah terjalin dengan sangat baik, hal ini dapat dilihat dengan besarnya jumlah sekolah yang memanfaatkan PP-IPTEK sebagai salah satu sarana dalam menunjang proses pembelajaran bagi siswa.
Sebelum para narasumber menjelaskan materi yang akan disampaikan, para peserta seminar terlebih dahulu disuguhi dengan pertunjukan Opera Fun Sains oleh para pemandu PP-IPTEK yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik. Opera Fun Sains merupakan salah satu program baru berupa pertunjukan sains yang dikemas dalam bentuk opera yang dikembangkan oleh PP-IPTEK pada tahun 2012 ini dalam rangka meningkatkan pelayanan prima bagi pengunjung.
Pahia Cooper yang merupapkan narasumber pertama dalam seminar ini menyampaikan mengenai bagian jaringan otak pada manusia. Bagaimana kita dapat menjelaskan kepada para siswa secara sederhana mengenai otak manusia, baik ukuran, berat, maupun funngsi dari otak tersebut. “ Dengan mengepalkan kedua tangan dan menggabungkannya, kita dapat memberikan gambaran kira-kira sebesar itulah otak manusia” demikian ucap Pahia. Selain menyampaikan materinya, Pahia juga memberikan kuis seputar materi yang diberikan kepada para peserta yang membuat suasana menjadi lebih cair.
Masih berikaitan dengan teknologi neurosains, Warsito Purwo Taruno yang merupakan penemu dan pengembang alat pembasmi kanker otak dan kanker payudara yang berupa eknologi pemindai atau tomografi kapasitansi listrik berbasis medan listrik statis (electrical capacitance volume tomography/ECVT). Beliau menjelaskan bahwa dengan teknologi yang ada saat ini, kita dapat melihat aktifitas otak kita/manusia. Bagaimana tampilan atau gambar yang semula hanya ditampilkan berupa image, sekarang dapat dilihat secara 3 dimansi dan bergerak. Dengan cara ini kita dapat mengetahui apakah aktifitas otak kita wajar, atau apakah terdapat kelainan pada otak kita.(ppiptrek)
Tidak ada komentar