CUACA BURUK TIDAK MENGHALANGI MASYARAKAT UNTUK MENGAMATI GERHANA BULAN TOTAL DI PP-IPTEK
Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP-IPTEK), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) mengadakan kegiatan peneropongan langsung fenomena alam “Gerhana Bulan Total” pada Sabtu, 4 April 2015. Kegiatan ini berlangsung dari pukul 17.00-20.00 WIB.
Kegiatan ini dihadiri oleh pengunjung umum yang sebagian besar adalah keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak-anak, di mana mereka datang ke PP-IPTEK karena ingin melihat fenomena langka ini secara langsung dan lebih jelas. Selain tidak dipungut biaya, terbuka untuk siapa saja, PP-IPTEK juga menyediakan fasilitas antar-jemput dari gerbang utama Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ke PP-IPTEK yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung yang datang. Meski cuaca tidak bersahabat sejak siang harinya, namun hal ini tidak menyurutkan antusiasme para pengunjung untuk menunggu bulan muncul dan mengikuti rangkaian kegiatan hingga selesai.
PP-IPTEK tidak hanya mengadakan peneropongan gerhana saja, tetapi juga mengajak pengunjung untuk bersama-sama menonton film sains yang berjudul Moon. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan pertunjukkan Science Show bertemakan “Es Krim Nitro”. Es krimnitro memiliki keistimewaan tersendiri karena menggunakan nitrogen cair dalam proses pembuatannya sehingga es krim lebih cepat membeku. Pengunjung, terutama anak-anak, sangat antusias merasakan es krim yang tidak biasa ini sembari menunggu bulan terbit di horizon, dan hampir keseluruhan dari mereka dapat menikmatinya. Pertunjukkan Film Sains dan Science Show ini merupakan Program Reguler yang ada di PP-IPTEK.
Setelah jeda sholat Magrib, kegiatan diteruskan dengan Talkshow bertemakan “Gerhana Bulan” yang dibawakan oleh Sri Wahyu Cahya Ningsih, Staf Program Pendidikan PP-IPTEK. Ia menjelaskan pengertian gerhana, proses terjadinya gerhana dan fase-fasenya, mengapa bulan berwarna merah ketika gerhana berlangsung, serta gerhana berikutnya di masa mendatang yang dapat diamati dari Indonesia, khususnya Jakarta.
“Setiap setahun ada 7 kali gerhana, hanya belum bisa ditentukan berapa gerhana bulan dan berapa gerhana mataharinya,” ujar Wahyu, panggilan akrabnya. Gerhana bulan total ini tergolong langka karena durasi totalitasnya sangat singkat, kurang dari 5 menit. Umumnya, totalitas gerhana bulan terjadi puluhan menit.Talkshow ini pun melibatkan interaksi dari pengunjung, terutama anak-anak.
Hingga pukul 19.00 WIB, di mana puncak gerhana bulan total seharusnya sudah berlangsung, bulan masih belum dapat dilihat karena cuaca yang tidak mendukung.Namun demikian, para petugas teleskop tetap berusaha mencari posisi yang tepat untuk melakukan peneropongan di lantai atas lobi PP-IPTEK ini, sementara pertunjukkan dan Talkshow diselenggarakan di lobi bawah area kegiatan.PP-IPTEK menyediakan 3 teropong Celestron untuk kegiatan ini, namunhanya Celestron CPC 800 XLT Computerized yang dikeluarkan karena melihat kondisi cuaca yang tidak memungkinkan. Dengan menggunakan bantuan software astronomi, Stellarium, pengunjung pun tetap dapat melihat fase-fase gerhana bulan total ini secara real time meski bulan masih terhalang oleh awan.
Sekitar pukul 20.00 WIB, kesabaran para pengunjung pun akhirnya terbayar. Bulan yang ditunggu-tunggu muncul di langit dan perlahan-lahanmulai terlihat di teleskop, walaupun fase puncaknya telah berlalu puluhan menit yang lalu. Pengunjung yang masih bertahan hingga akhirkegiatan ini pun tak mau melewatkan detik-detik gerhana bulan yang sebagian lingkarannya masih berwarna kemerahan.
"Sayangnya sekarang gerhana totalnya sudah selesai. Sekarang lagi proses pembukaan ke kondisi bulan normal," ucap pemandu PP-IPTEKkepada pengunjung yang mengantre untuk melihatteropong.
Cuaca buruk yang terjadi di Jakarta membuat masyarakat Jakarta tidak bisa melihat puncak gerhana bulan total ini. Namun, dibeberapa daerah lain seperti di Papua, Pontianak, dan Makassar, fenomena ini dapat dilihat karena cuaca di sana yang terbilang cerah.
Selain pengamatan fenomena langka, PP-IPTEK juga memiliki Program Reguler Peneropongan Matahari loh yang dapat diamati setiap harinya pukul 10.00-11.00 dan 14.00-15.00.
Tunggu pengamatan fenomena astronomi kami selanjutnya ya! (delia ppiptek)
Tidak ada komentar