Penayangan Science Film Festival dengan Tema Teknologi Masa Depan di PP-IPTEK
Eksperimen sains setelah menonto |
Science Film Festival (SFF) 2014 telah digelar di berbagai kota di Indonesia dari tanggal 13-28 November 2014. Di Jakarta sendiri, tepatnya di Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP-IPTEK), Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) ikut serta menyelenggarakan SFF tahun ini. Pengunjung yang menonton film sains di SFF ini sangat antusias dan tak pernah sepi setiap harinya.
SFF di Indonesia diselenggarakan oleh Goethe-Institut Indonesia. Tahun ini merupakan tahun kelima penyelenggaraannya. SFF ini tidak dipungut biaya alias gratis. Siapa pun bisa mengikuti SFF, terutama untuk anak-anak usia 9-14 tahun. Dari film sains ini anak-anak bisa memahami dan mengerti sains dengan mudah sehingga mereka memiliki rasa ingin tahu yang lebih banyak tentang sains.
Tema yang diangkat untuk SFF tahun ini adalah Teknologi Masa Depan. Menurut Faris, panitia SFF 2014 yang bertugas di venue PP-IPTEK, “Film-filmnya mencerminkan apa yang kita pakai sekarang bisa dimajukan untuk digunakan di masa depan. Harapannya karena banyak anak-anak yang menonton, secara psikologis dan biologis bagus untuk anak-anak yang umurnya kecil-kecil sehingga dapat berguna bagi mereka dan diaplikasikan oleh mereka sendiri."
Film sains yang diputar dalam sehari sekitar 6-9 film, menyesuaikan dengan durasi serta usia penonton. Kategori film yang disajikan berdasarkan usia adalah kelompok usia di bawah 12 tahun atau di atas 12 tahun. Setelah menonton film, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan melakukan eksperimen yang berkaitan dengan film yang baru saja diputar, atau kuis untuk mendapatkan dooprize. Dalam sesi ini, penonton dilibatkan untuk melakukan eksperimen tersebut secara langsung.
Pengunjung yang mengikuti SFF 2014 di PP-IPTEK ini setiap harinya selalu berada di atas kisaran 100 orang. Angka ini akan cenderung bertambah pada hari libur. Bahkan ada dalam satu hari yang pengunjungnya mencapai 1.375 orang. Ini menunjukkan antusiasme pengunjung sangatlah tinggi. Untuk hari-hari biasa, Senin-Jumat kebanyakan pengunjung berasal dari rombongan anak-anak sekolah, sementara hari Sabtu-Minggu pengunjungnya adalah keluarga.
Menurut Faris, target pengunjung SFF memang lebih ditujukan untuk anak-anak kecil, tetapi ada juga mahasiswa yang mengunjungi SFF 2014. Mereka sangat antusias, apalagi saat eksperimen.
“Film sains ini bagus dan menarik, suka dengan film-filmnya,” ucap Sabrina, salah satu siswi SD yang telah menonton SFF.
“SFF sangat bagus untuk anak-anak SD,” ungkap Ibu Lia, guru pendamping murid-muridnya, “semoga ada bakat-bakat baru dari anak-anak Indonesia yang dapat membuat film sains seperti itu, bukan hanya dari luar negeri saja,” lanjutnya, mengungkapkan harapan untuk SFF ke depan.
Eksperimen dengan tema bunyi |
Harapan Faris sebagai panitia SFF 2014, “Selain kuantitas pengunjungnya banyak, tentunya kita juga secara ideal mengharapkan, baik anak-anak maupun guru yang datang ke sini. Kalau anak-anak dapat menerapkan ilmu-ilmu yang didapatkan di sini. Kalau guru bisa mengajarkan anak-anak dengan cara yang fun, tidak hanya menulis di papan tulis dan anak-anak mengerjakan PR, tapi bisa juga dengan metode yang lain, beda dengan mengajar pada umumnya. Kami percaya sebagai panitia, dapat lebih mudah meresapi dan lebih mengerti.”
Kegiatan SSF 2014 di PP-IPTEK sempat diliput juga oleh media, seperti DAAI TV untuk mengetahui seberapa meriah kegiatan di PP-IPTEK ini. PP-IPTEK merencanakan untuk terus menjadi salah satu venue yang menayangkan SFF di tahun-tahun mendatang. Jadi, untuk pengunjung yang belum sempat mengikuti kegiatan ini, tidak perlu khawatir. Sampai jumpa di SFF tahun depan!
Tidak ada komentar