Pendampingan Pembangunan Puspa Iptek Daerah di Solo
Wakil Walikota Solo sedang mendengarkan penjelasan salah satu alat peraga |
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) melalui Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP-IPTEK) mengadakan kegiatan Pendampingan Pembangunan Puspa Iptek Daerah di Solo Science Center (SSC). SSC ini berada di gedung Solo Techno Park, berlangsung pada 19-22 November 2014. Kali ini Solo merupakan kota keempat yang dijadikan pusat sains setelah Belitung Timur, Pontianak, dan Papua.
Dalam kegiatan ini, PP-IPTEK menghibahkan alat peraga kepada Solo Techno Park dalam rangka perintisan pendirian SSC. Selama kegiatan berlangsung, terdapat pelatihan kepemanduan, soft launching, dan diskusi mengenai alat peraga.
Dalam kegiatan ini, PP-IPTEK menghibahkan alat peraga kepada Solo Techno Park dalam rangka perintisan pendirian SSC. Selama kegiatan berlangsung, terdapat pelatihan kepemanduan, soft launching, dan diskusi mengenai alat peraga.
Penandatanganan hibah alat peraga |
PP-IPTEK menghibahkan 1 klaster alat peraga bertema energi dan lingkungan, serta 5 unit alat peraga Non Portable. Klaster alat peraga energi terdiri dari 6 unit, yaitu Energi Vs Daya, Baterai Tangan, Pedal Generator, Energi Surya, Energi Angin, dan Energi Ombak. Untuk mengintegrasikan alat-alat peraga tersebut, alat peraga didukung dengan lingkungan alat peraga. Alat peraga Non Portable terdiri dari Generator Van de Graff, Halilintar, Membangun Konstruksi, Menurun ke Atas, dan Bola Listrik.
Acara puncak dari kegiatan ini adalah “Soft Launching Embrio Solo Science Center” pada Jumat, 21 November 2014. Soft launching dilakukan oleh Wakil Walikota Solo, Achmad Purnomo, yang didampingi Asisten Deputi Iptek Masyarakat Kementerian Ristek, Ahmad Dading Gunadi, dan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Solo, Agus Djoko Witiarso.
Acara puncak dari kegiatan ini adalah “Soft Launching Embrio Solo Science Center” pada Jumat, 21 November 2014. Soft launching dilakukan oleh Wakil Walikota Solo, Achmad Purnomo, yang didampingi Asisten Deputi Iptek Masyarakat Kementerian Ristek, Ahmad Dading Gunadi, dan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Solo, Agus Djoko Witiarso.
Pelatihan Pemandu |
“Keberadaan Solo Science Center kita bangun dengan mensinergikan berbagai kompetensi berbasis teknologi dan inovasi,” ungkap Achmad Purnomo dalam kegiatan tersebut. Solo pun ingin mempunyai taman teknologi seperti Taman Pintar yang dimiliki Yogyakarta. "Untuk membedakan, kami lebih menekankan ke teknologi, misalnya ke depan akan mencari hibah simulasi pesawat," jelas Achmad Purnomo yang ingin membedakannya dengan Taman Pintar.
Kepala Bappeda, Agus Joko Witiarso, mengatakan pusat sains itu dibangun untuk menarik minat pelajar dalam memahami dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar pelajar dan masyarakat umum bisa merasakan mudahnya memahami prinsip iptek.
Masyarakat bisa mengakses pusat sains SSC setiap hari kerja dari pukul 08.00 sampai 15.00, tanpa dipungut biaya (free). Kehadiran SSC diharapkan menjadi pelengkap pelajaran ilmu pengetahuan di sekolah-sekolah dan dapat dijadikan wisata pendidikan bagi pelajaran. Dengan praktik langsung, pusat sains akan menjadi pelengkap pembelajaran sekolah untuk mengenalkan iptek secara mudah. Di SSC, pelajar bisa merasakan dan menyentuh langsung sebuah teknologi yang biasanya hanya diketahui secara teori. Alat peraga iptek yang tersedia terdiri dari berbagai tema, seperti Fisika, Matematika, Energi, sampai Robotik.
Para pemandu sedang melakukan demo sains |
Pada hari terakhir diadakan Focus Discussion Group (FGD) yang menjadi kegiatan terakhir dari seluruh rangkaian acara. Kegiatan ini mengambil tema “Pengelolaan Science Center”. Pada FGD ini PP-IPTEK menjadi salah satu narasumber sebagai institusi yang memilliki pengalaman dalam pengelolaan Science Center yang disampaikan oleh Direktur PP-IPTEK sendiri, Ari Hendrarto Saleh. Dua pembicara lainnya adalah perwakilan dari Solo Techno Park, Rieke Chandrawati, dan perwakilan dari Universitas Sebelas Maret.
Ari Hendrarto mengatakan, “Ke depan, kami berharap SSC mampu membuat alat peraga yang lebih interaktif dengan melibatkan perguruan tinggi seperti Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dan industri yang ada di Solo." Ari juga mengharapkan keberadaan SSC di Solo bisa dimanfaatkan oleh kalangan akademisi maupun siswa untuk belajar dan meningkatkan daya saing sumber daya manusia (SDM). Memang sekarang SSC dibuka untuk umum. Apabila bisa dikembangkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), mungkin akan dikenakan biaya. Alat-alat yang dipajang, bukan hanya dilihat, tapi juga dicoba, dipegang, dan diperagakan.
Petugas dari PP-IPTEK sedang menerangkan fungsi dan cara kerja alat peraga |
Ahmad Dading Gunadi, Asisten Deputi Iptek Kemenristekdikti, mengatakan pemerintah saat ini fokus mengembangkan pusat-pusat sains di daerah, seiring program pengembangan infrastruktur. Hingga saat ini, sudah ada pusat sains di 13 daerah di luar Jakarta.
Tidak ada komentar