Indonesia menjadi Tuan Rumah dalam Ajang APRSAF Water Rocket Event di Bali
Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP-IPTEK), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) bekerja sama dengan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) mengadakan kegiatan tahunan Water Rocket Event (WRE) yang bertempat di Denpasar, Bali pada 28-29 November 2015. Tahun ini Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah ajang internasional yang diselenggarakan oleh LAPAN dan Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA).
APRSAF-WRE tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ke-22, diikuti oleh 58 pelajar berusia 12-16 tahun yang mengkompetisikan roket air buatannya. Ada 13 negara Se-Asia Pasifik yang mengikuti APRSAF-WRE 22, yaitu Indonesia, Malaysia, Jepang, China, Thailand, Pakistan, Bangladesh, Nepal, India, Srilanka, Filipina, Kamboja, dan Vietnam. Sayangnya tahun ini Singapura tidak ikut serta seperti tahun-tahun sebelumnya.
Indonesia mengirimkan perwakilan tim terdiri dari 6 (enam) peserta terbaik yang sebelumnya telah dipilih PP-IPTEK dalam ajang Kompetisi Roket Air Nasional (KRAN). Keenam siswa terbaik itu adalah M. Ardhan Hafids, M. Raihan Akbar Wikandika, Muhammad Rasyid Galela, Muhammad Bintang Ramadhan, Nisa Afina, dan Nurcholis Dwi Lustanto.
Hari pertama kegiatan APRSAF-WRE 22 merupakan pembukaan, perkenalan seluruh tim dari masing-masing negara, breafing, serta kunjungan ke wisata edukasi di Bali. Pembukaan dihadiri oleh Co-Chair dari Indonesia untuk Kelompok Kerja Edukasi Keantariksaan (SEWG) APRSAF-22 Agus Hidayat, Koordinator Kegiatan APRSAF-22 Christianus Dewanto, Koordinator APRSAF-WRE 22 Jasyanto, Sadiyatmo dan Hemi Prasetyo perwakilan dari PP-IPTEK, beserta peserta APRSAF-WRE 22. Selain itu, pembukaan dihadiri oleh perwakilan dari Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) Nozomu Sakuraba dan jajarannya.
Dalam sambutan Christianus Dewanto mengatakan, tidak hanya berkompetisi, setiap peserta diharapkan mendapatkan hal penting lainnya dalam kegiatan ini. Pertemanan dan solidaritas antar negara tidak kalah penting. “Jika hanya memikirkan menang atau kalah dalam kompetisi, akan ada perasaan kecewa saat mengalami kekalahan. Pengalaman berteman lintas negara, belajar perbedaan bahasa dan budaya, itu sangat menyenangkan.”
Water Rocket Event merupakan bagian dari rangkaian acara Asia Pasific Regional Space Agency Forum ke-22 yang pada saat bersamaan juga diselenggarakan di Bali. Kegiatan ini ditujukan untuk menumbuhkan jiwa kompetitif antar peserta, meningkatkan kreativitas, dan mempererat solidaritas antar negara.
Puncak kegiatan dilaksanakan di hari kedua, pada tanggal 29 November 2015. Peserta siswa membuat 2 buah roket berdasarkan kreativitasnya masing-masing yang dipandu oleh tim dari PP-IPTEK. Sementara itu, para guru di tempat yang berbeda memberikan presentasi tentang pengalaman dan perkembangan roket air dari negara masing-masing dengan durasi kurang lebih 10-15 menit. Presentasi dari Indonesia sendiri diwakili oleh guru dari wilayah Jakarta.
Kegiatan dilanjutkan dengan peluncuran roket air di Lapangan Niti Mandala Renon Denpasar, Bali. Saat membuka kompetisi, Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin mengatakan bahwa kegiatan ini dapat mendorong siswa belajar ilmu pengetahuan dan teknologi antariksa. Melalui roket air, anak-anak belajar aplikasi sederhana teori peroketan misalnya prinsip kerja roket.
Perwakilan dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Bali, Wayan Susilo mengatakan, kegiatan ini dapat memberi inspirasi, edukasi, dan motivasi kepada para siswa untuk menguasai teknologi.
Pembukaan kompetisi APRSAF-WRE 22 pun dimulai dengan ditandai peluncuran roket powder yang merupakan hasil pengembangan roket air yang dilakukan Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK). Kemudian spesial demonstrasi peluncuran roket layang yang dipersembahkan oleh Jepang, Pakistan, Malaysia, dan Srilanka. Setelah itu setiap peserta diberikan kesempatan satu kali peluncuran percobaan.
Para siswa mulai berkompetisi meluncurkan roket-roket yang telah dibuatnya dengan 2 kali peluncuran roket air. Roket diluncurkan dengan jarak 80 meter dari mesin peluncur. Roket yang jatuh paling dekat dengan titik pusat target dinyatakan sebagai pemenang kompetisi APRSAF-WRE 22.
Setelah melalui kompetisi yang ketat, juara satu APRSAF-22 WRE 2015 dimenangkan oleh Pathipan Sumran dari Thailand dengan jarak luncur roket 2,44 meter dari titik target, juara dua dimenangkan oleh Yuneth Chandir Wijenayake dari Sri Lanka dengan jarak luncur 3,13 meter, dan juara tiga dimenangkan oleh Shaiq Rehman Khan dari Pakistan dengan jarak luncur 4,22 meter. Sementara itu, juara keempat diperoleh Apiwat Detchakan dari Thailand dengan capaian 4,71 meter dari target.
Indonesia masuk urutan ke-6 dari 58 peserta yang mengikuti ajang kompetisi ini, diwakili oleh Muhammad Ardhan Hafidz dari SMP Daar El Qolam Tangerang yang menjadi juara 1 Kompetisi Roket Air Nasional. Hal ini merupakan prestasi yang sangat bagus bagi Indonesia dapat mencapai peringkat ke-6, tahun sebelumnya Indonesia berada di peringkat 20 besar.
Selamat untuk para pemenang. Walaupun Indonesia tidak meraih juara tahun ini, tapi kita tetap bangga telah masuk urutan ke-6 dan menjadi tuan rumah penyelenggaraan APRSAF-22 WRE, serta mengirimkan perwakilan Indonesia mengikuti kompetisi internasional ini.
Bagi kalian yang ingin menjadi seperti mereka di tahun depan, dapat menghubungi science center terdekat di daerahnya masing-masing untuk mengikuti kompetisi roket air tahap awal (regional).
APRSAF-WRE tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ke-22, diikuti oleh 58 pelajar berusia 12-16 tahun yang mengkompetisikan roket air buatannya. Ada 13 negara Se-Asia Pasifik yang mengikuti APRSAF-WRE 22, yaitu Indonesia, Malaysia, Jepang, China, Thailand, Pakistan, Bangladesh, Nepal, India, Srilanka, Filipina, Kamboja, dan Vietnam. Sayangnya tahun ini Singapura tidak ikut serta seperti tahun-tahun sebelumnya.
Indonesia mengirimkan perwakilan tim terdiri dari 6 (enam) peserta terbaik yang sebelumnya telah dipilih PP-IPTEK dalam ajang Kompetisi Roket Air Nasional (KRAN). Keenam siswa terbaik itu adalah M. Ardhan Hafids, M. Raihan Akbar Wikandika, Muhammad Rasyid Galela, Muhammad Bintang Ramadhan, Nisa Afina, dan Nurcholis Dwi Lustanto.
Hari pertama kegiatan APRSAF-WRE 22 merupakan pembukaan, perkenalan seluruh tim dari masing-masing negara, breafing, serta kunjungan ke wisata edukasi di Bali. Pembukaan dihadiri oleh Co-Chair dari Indonesia untuk Kelompok Kerja Edukasi Keantariksaan (SEWG) APRSAF-22 Agus Hidayat, Koordinator Kegiatan APRSAF-22 Christianus Dewanto, Koordinator APRSAF-WRE 22 Jasyanto, Sadiyatmo dan Hemi Prasetyo perwakilan dari PP-IPTEK, beserta peserta APRSAF-WRE 22. Selain itu, pembukaan dihadiri oleh perwakilan dari Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) Nozomu Sakuraba dan jajarannya.
Dalam sambutan Christianus Dewanto mengatakan, tidak hanya berkompetisi, setiap peserta diharapkan mendapatkan hal penting lainnya dalam kegiatan ini. Pertemanan dan solidaritas antar negara tidak kalah penting. “Jika hanya memikirkan menang atau kalah dalam kompetisi, akan ada perasaan kecewa saat mengalami kekalahan. Pengalaman berteman lintas negara, belajar perbedaan bahasa dan budaya, itu sangat menyenangkan.”
Water Rocket Event merupakan bagian dari rangkaian acara Asia Pasific Regional Space Agency Forum ke-22 yang pada saat bersamaan juga diselenggarakan di Bali. Kegiatan ini ditujukan untuk menumbuhkan jiwa kompetitif antar peserta, meningkatkan kreativitas, dan mempererat solidaritas antar negara.
Puncak kegiatan dilaksanakan di hari kedua, pada tanggal 29 November 2015. Peserta siswa membuat 2 buah roket berdasarkan kreativitasnya masing-masing yang dipandu oleh tim dari PP-IPTEK. Sementara itu, para guru di tempat yang berbeda memberikan presentasi tentang pengalaman dan perkembangan roket air dari negara masing-masing dengan durasi kurang lebih 10-15 menit. Presentasi dari Indonesia sendiri diwakili oleh guru dari wilayah Jakarta.
Kegiatan dilanjutkan dengan peluncuran roket air di Lapangan Niti Mandala Renon Denpasar, Bali. Saat membuka kompetisi, Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin mengatakan bahwa kegiatan ini dapat mendorong siswa belajar ilmu pengetahuan dan teknologi antariksa. Melalui roket air, anak-anak belajar aplikasi sederhana teori peroketan misalnya prinsip kerja roket.
Perwakilan dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Bali, Wayan Susilo mengatakan, kegiatan ini dapat memberi inspirasi, edukasi, dan motivasi kepada para siswa untuk menguasai teknologi.
Pembukaan kompetisi APRSAF-WRE 22 pun dimulai dengan ditandai peluncuran roket powder yang merupakan hasil pengembangan roket air yang dilakukan Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK). Kemudian spesial demonstrasi peluncuran roket layang yang dipersembahkan oleh Jepang, Pakistan, Malaysia, dan Srilanka. Setelah itu setiap peserta diberikan kesempatan satu kali peluncuran percobaan.
Para siswa mulai berkompetisi meluncurkan roket-roket yang telah dibuatnya dengan 2 kali peluncuran roket air. Roket diluncurkan dengan jarak 80 meter dari mesin peluncur. Roket yang jatuh paling dekat dengan titik pusat target dinyatakan sebagai pemenang kompetisi APRSAF-WRE 22.
Setelah melalui kompetisi yang ketat, juara satu APRSAF-22 WRE 2015 dimenangkan oleh Pathipan Sumran dari Thailand dengan jarak luncur roket 2,44 meter dari titik target, juara dua dimenangkan oleh Yuneth Chandir Wijenayake dari Sri Lanka dengan jarak luncur 3,13 meter, dan juara tiga dimenangkan oleh Shaiq Rehman Khan dari Pakistan dengan jarak luncur 4,22 meter. Sementara itu, juara keempat diperoleh Apiwat Detchakan dari Thailand dengan capaian 4,71 meter dari target.
Indonesia masuk urutan ke-6 dari 58 peserta yang mengikuti ajang kompetisi ini, diwakili oleh Muhammad Ardhan Hafidz dari SMP Daar El Qolam Tangerang yang menjadi juara 1 Kompetisi Roket Air Nasional. Hal ini merupakan prestasi yang sangat bagus bagi Indonesia dapat mencapai peringkat ke-6, tahun sebelumnya Indonesia berada di peringkat 20 besar.
Selamat untuk para pemenang. Walaupun Indonesia tidak meraih juara tahun ini, tapi kita tetap bangga telah masuk urutan ke-6 dan menjadi tuan rumah penyelenggaraan APRSAF-22 WRE, serta mengirimkan perwakilan Indonesia mengikuti kompetisi internasional ini.
Bagi kalian yang ingin menjadi seperti mereka di tahun depan, dapat menghubungi science center terdekat di daerahnya masing-masing untuk mengikuti kompetisi roket air tahap awal (regional).
Tidak ada komentar