Potensi Racun Tikus dalam 10 Tumbuhan Tropis
"Sumatera terletak pada garis khatulistiwa memiliki hutan tropis sebagai potensi yang luar biasa sebagai pabrik bahan kimia raksasa, sehingga cukup diminati peneliti untuk diteliti," katanya di Padang, Kamis (29/5). Manfaat tersebut djelaskan dalam makalah nya berjudul "Perkembangan Kimia Organik Bahan Alam Golongan Kumarin."
Sanusi dibantu mahasiswanya program S1 dan S2, meneliti kumarin terhadap 10 tanaman obat tradisional itu sejak 1994 sampai 2006. Penelitian--hingga berhasil mengukuhkannya sebagai Guru besar tetap Unand dari FMIPA itu pada 29 Mei 2008 adalah dengan rumus kimia 5,6 benzo-alfa-piron berhasil diisolasi/diidentifikasi dari tumbuhan daun gamal (gliricidiamaculata HBK), menyusul diisolasinya senyawa kandikanin dari daun kulit manis (cinnamomun zeylanicum G). Berikutnya dari daun juar (cassia siamea Lam) telah berhasil diperoleh senyawa kromon yang berupa isomer dari kumarin yaitu 5-propanonil-7-hidorksi-2-metil-kromon.
Penelitian tersebut dilanjutkannya lagi dan telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi struktur kumarinnya dengan nama Calanolide E2 dari tumbuhan nyamplung (calophyllum inophyllum Linn). Begitu pula terhadap daun kumarin dilakukan dalam daun sicerek (clausena excavata burm f) memperlihatkan adanya 8-(3-metil-2-buteniloxy)-7 -oxofuro-(3,2-g) kumarin.
Kumarin juga ada pada daun inai (impatiens balsamina L) dengan struktur zatnya 6 -metoksi-7-hidoksi-kumarin, kemudian dari kulit buah jeruk (citrus amblycarpa Harsak) juga telah berhasil diidentifikasi kumarinnya dengan nama 5,7 -dimetoksi kumarin.
Dari biji pinang sirih (areca catechu L) diidentifikasi yaitu 4-metil-7-hidorksi-kumarin. juga dari akar pinang sirih (areca catechu L) 3-asam karbosiklat kumarin serta dari biji pinang sinawa (actinorhytis calapparia) yakni 7-amino-N, N-dietil-4-metil kumarin.
"Kini belum tampak adanya prioritas pembangunan dari pemerintah untuk melengkapi peralatan modern seperti spektroskopi masssa, resonansi magnit inti (Nuclear magnetic resonance) atau kekuatan 600 Mhz, difraksi sinar X (X Ray difraction) atau XRD, sehingga peneliti terpaksa meminta dukung dari negara lainnya," katanya. Sebagain besar penelitian didanai asing. (KOMPAS/Johnny TG)
Tidak ada komentar