PARTISIPASI PP-IPTEK DALAM WORKSHOP FISIKA BERNUANSA KEWIRAUSAHAAN PARA DOSEN FMIPA UNP
Selasa-Rabu (09-10/12/08), Jurusan Fisika - Universitas Negeri Padang (UNP) menyelenggarakan workshop mengenai pengembangan peragaan pembelajaran IPA. Dalam workshop peserta mengkreasi ide peragaan dan membuat peragaan IPA sederhana dari bahan-bahan yang mudah didapat di lingkungannya. Mereka mengembangkan peragaan dengan prinsip ”dari tidak ada ide menjadi ada ide, dari ide menjadi alat peraga IPA.” Hadir dari PP-IPTEK dalam workshop ini yaitu J.R.E. Kaligis dan Hendra Suryanto.
Workshop diikuti 18 Dosen MIPA, sebagian besar adalah Dosen Fisika dan selebihnya adalah Dosen dari jurusan lain di lingkungan FMIPA. Mereka secara berkelompok menggagas ide-ide peragaan. Semua peserta workshop saling menampilkan ide unggulannya dan saling memperkaya ide-ide yang berkembang. Satu konsep IPA diterapkan dalam beragam percobaan. Pada workshop ini PP-IPTEK berperan memfasilitasi dan mendorong peserta agar berpartisipasi aktif dalam mengembangkan ide-ide percobaan dan membuat peragaan. Workshop menghasilkan puluhan ide-ide peragaan IPA yang sederhana, namun mampu menjelaskan konsep-konsep IPA yang mendasar agar mudah dipahami oleh para siswa. Setiap peserta mempresentasikan peragaan yang mereka kembangkan untuk memperolah kritik dan masukan dari peserta lainnya.
Inspirasi peserta dalam mengkreasikan ide diperoleh dari pengalaman pribadi kejadian sehari-hari, media elektronik (internet), buku, dll. PP-IPTEK menyediakan bahan-bahan yang mudah didapat di lingkungan sekitar seperti paku, magnet bekas speaker, botol bekas, gelas minum, tusuk sate, batere, kayu bekas, kaleng bekas, selang, ember, air, lampu, paper clip, tusuk gigi, benang, kawat, dan lain-lain. Dengan melihat bahan-bahan ini, peserta mencoba mengkaitkan dengan pengalamannya untuk mengkreasi ide percobaan. Alhasil, lahirlah banyak dan beragam ide. Ini merupakan suatu bukti bahwa melalui kolaborasi, potensi yang ada dapat digali dan dikembangkan secara optimal.
Dalam workshop juga dididiskusikan secara bersama-sama mengenai hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam merancang dan membuat alat peraga IPA. Misalnya konsep yang hendak disampaikan, kejelasan fenomena, pertimbangan keterampilan proses IPA untuk eksplorasi fenomenanya bagi pembelajar, aspek penampilannya agar menarik perhatian pembelajar, pendekatan satu konsep dengan beragam percobaan untuk memperkuat pemahaman konsep IPA oleh pembelajar, prinsip dari sederhana ke kompleks dalam pembelajaran IPA melalui percobaan, prinsip dari fenomena yang ada di sekitar kita ke fenomena yang jauh, prinsip dari kongkrit ke abstrak, dan seterusnya.
Hal yang menarik dari workshop ini bahwa workshop bukan saja bertujuan untuk pengembangan pembelajaran IPA, namun untuk mengembangkan kewirausahaan. Mereka rupanya melihat adanya peluang bisnis dengan mengembangkan pengajaran IPA berbasis peragaan. Orang bilang bahwa orang padang adalah orang yang pandai berdagang dan orang minang banyak jadi pedagang yang berhasil.
Melihat hasil workshop, bila MIPA UNP kelak mengembangkan Science Center, sudah memiliki sumber daya manusia yang sangat potensial. Misalnya SDM memiliki kemampuan yang baik bagi pengembangan peragaan dan program pendididikan. Kemampuan ini merupakan salah satu modal dasar dan modal awal untuk pengembangan Science Center. Tentu bahwa kemampuan yang baik ini perlu ditiunjang oleh kemampuan dan aspek-aspek lainnya, guna membangun Science Center Unversitas. Hal ini perlu didukung pula oleh berbagai pihak terkait, seperti Dikti, Diknas, Pemprop, Pemda, Kementrian Negara Ristek, dan lain-lain.(Hendra.S/PP-IPTEK)
Workshop diikuti 18 Dosen MIPA, sebagian besar adalah Dosen Fisika dan selebihnya adalah Dosen dari jurusan lain di lingkungan FMIPA. Mereka secara berkelompok menggagas ide-ide peragaan. Semua peserta workshop saling menampilkan ide unggulannya dan saling memperkaya ide-ide yang berkembang. Satu konsep IPA diterapkan dalam beragam percobaan. Pada workshop ini PP-IPTEK berperan memfasilitasi dan mendorong peserta agar berpartisipasi aktif dalam mengembangkan ide-ide percobaan dan membuat peragaan. Workshop menghasilkan puluhan ide-ide peragaan IPA yang sederhana, namun mampu menjelaskan konsep-konsep IPA yang mendasar agar mudah dipahami oleh para siswa. Setiap peserta mempresentasikan peragaan yang mereka kembangkan untuk memperolah kritik dan masukan dari peserta lainnya.
Inspirasi peserta dalam mengkreasikan ide diperoleh dari pengalaman pribadi kejadian sehari-hari, media elektronik (internet), buku, dll. PP-IPTEK menyediakan bahan-bahan yang mudah didapat di lingkungan sekitar seperti paku, magnet bekas speaker, botol bekas, gelas minum, tusuk sate, batere, kayu bekas, kaleng bekas, selang, ember, air, lampu, paper clip, tusuk gigi, benang, kawat, dan lain-lain. Dengan melihat bahan-bahan ini, peserta mencoba mengkaitkan dengan pengalamannya untuk mengkreasi ide percobaan. Alhasil, lahirlah banyak dan beragam ide. Ini merupakan suatu bukti bahwa melalui kolaborasi, potensi yang ada dapat digali dan dikembangkan secara optimal.
Dalam workshop juga dididiskusikan secara bersama-sama mengenai hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam merancang dan membuat alat peraga IPA. Misalnya konsep yang hendak disampaikan, kejelasan fenomena, pertimbangan keterampilan proses IPA untuk eksplorasi fenomenanya bagi pembelajar, aspek penampilannya agar menarik perhatian pembelajar, pendekatan satu konsep dengan beragam percobaan untuk memperkuat pemahaman konsep IPA oleh pembelajar, prinsip dari sederhana ke kompleks dalam pembelajaran IPA melalui percobaan, prinsip dari fenomena yang ada di sekitar kita ke fenomena yang jauh, prinsip dari kongkrit ke abstrak, dan seterusnya.
Hal yang menarik dari workshop ini bahwa workshop bukan saja bertujuan untuk pengembangan pembelajaran IPA, namun untuk mengembangkan kewirausahaan. Mereka rupanya melihat adanya peluang bisnis dengan mengembangkan pengajaran IPA berbasis peragaan. Orang bilang bahwa orang padang adalah orang yang pandai berdagang dan orang minang banyak jadi pedagang yang berhasil.
Melihat hasil workshop, bila MIPA UNP kelak mengembangkan Science Center, sudah memiliki sumber daya manusia yang sangat potensial. Misalnya SDM memiliki kemampuan yang baik bagi pengembangan peragaan dan program pendididikan. Kemampuan ini merupakan salah satu modal dasar dan modal awal untuk pengembangan Science Center. Tentu bahwa kemampuan yang baik ini perlu ditiunjang oleh kemampuan dan aspek-aspek lainnya, guna membangun Science Center Unversitas. Hal ini perlu didukung pula oleh berbagai pihak terkait, seperti Dikti, Diknas, Pemprop, Pemda, Kementrian Negara Ristek, dan lain-lain.(Hendra.S/PP-IPTEK)
Tidak ada komentar