GTZ dan PP-Iptek Kembangkan Klaster Flu Burung
Flu burung (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang menyerang manusia, disebabkan oleh virus influenza tipe A (Highly Pothogenic Avian Influenza Virus) Subtipe H5N1 (H=hemagglutinin; N=Neuraminidase) dari Family Orthomyxomiridae. Virus influenza tipe A ini dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Virus ini biasanya ditularkan melalui unggas, dan juga memungkinkan menjangkiti beberapa jenis mamalia. Penularan Flu burung pada unggas terjadi secara cepat dengan tingkat kematian yang cukup tinggi. Penularan penyakit ini kepada manusia dapat melalui udara yang tercemar virus tersebut, baik yang berasal dari tinja atau sekreta unggas maupun dari bangkai unggas yang terserang Flu Burung.
Di Indonesia Virus Influenza tersebut menyerang ternak ayam sejak bulan Oktober 2003, sedangkan korban tewas terdeteksi sejak tahun 2005. Walaupun strain virus H5N1 relatif sulit menjangkiti manusia, namun 50 persen penderita dipastikan meninggal dunia. Sampai saat ini tidak ditemukan bukti ilmiah tentang adanya penularan strain virus H5N1 antar manusia, tetapi virus ini mempunyai kemampuan untuk bermutasi secara cepat. Walaupun sampai pada keadaan sekarang ini virus flu burung belum mengalami mutasi pada manusia, terjadi kekhawatiran, suatu saat virus ini dapat bermutasi dalam tubuh manusia yang kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya penyebaran virus ini dari manusia ke manusia. Jika hal ini terjadi maka akan terjadi pandemi influenza yang dapat membunuh jutaan orang.
Untuk kawasan Asia Tenggara, saat ini Indonesia menduduki peringkat pertama dengan jumlah korban manusia terbanyak akibat terserang flu burung, yakni 115 orang. Berdasarkan pantauan Ditjen Peternakan Departemen Pertanian (Deptan), selama 6 bulan terakhir hingga awal maret ini, virus flu burung telah menyebar secara sporadis di 20 provinsi (Republika/06/03/09). Berbagai cara ditempuh setiap negara untuk mencegah dan memberantas penyebaran virus flu burung. Walaupun di Korea Selatan tidak banyak jatuh korban akibat virus flu burung tetapi sangat konsen untuk mencegah penyebaran virus flu burung, bahkan negara tersebut merupakan pioner dalam hal merancang dan memproduksi pakaian pengaman dari virus flu burung. Pemerintah Indonesia sendiri sampai saat ini telah banyak menyampaikan informasi tentang bahaya flu burung lewat iklan di berbagai media maupun melalui penyuluhan langsung kedaerah-daerah rawan flu burung.
Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) TMII, sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah (Kementerian Negara Ristek), menganggap perlu memfasilitasi perluasan informasi tentang apa dan bagaimana bahayanya flu burung kepada masyarakat dalam upaya pencegahan lebih banyak lagi jatuhnya korban manusi. PP-IPTEK bekerjasama dengan salah satu organisasi pemerintah Jerman GTZ (Deucthe Gesellscaft fur Technische Zusammenarbeit), selama bulan Maret ini akan mengembangkan klaster flu burung untuk galeri PP-IPTEK. Pengembangan klaster ini bertujuan untuk menyebarkan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat tentang kesadaran akan bahaya flu burung.
Dalam pertemuan antara PP-IPTEK dengan GTZ, kamis (26/02), telah dibahas konsepsi pengembangan klaster dan program kegiatan untuk sosialisasi flu burung. Beberapa AP/Artifak yang akan dikembangkan dalam klaster flu burung nanti a.l. sbb: Alat Peraga Identifikasi Unggas, Pakaian dan Perlengkapan Keselamatan, Mannequin (Doll), Poster Flu Burung, Virus Morfologi, Judul Klaster, Sangkar Unggas Sehat, Audio Visual, Lingkungan. Selain pengembangan Klaster, PP-IPTEK dan GTZ juga akan menyelenggarakan workshop sosialisasi flu burung kepada guru dan siswa pada pertengahan tahun ini.(humasPP-IPTEK)
Tidak ada komentar