PP-IPTEK Selenggarakan Workshop Ma-The-Matrick
Setelah meresmikan Wahana ke-12 yakni Wahana Cermat (Cerdas, Ceria Bersama Matematika) dengan 25 alat peraga matematika baru pada pekan lalu, hari Kamis, 29 Oktober 2009, Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) menyelenggarakan Workshop yang masih berkaitan dengan ilmu matematika yakni workshop Ma-The-Matrick. Workshop ini dibuka oleh Ka. Divisi Operasi, Iskandar, pukul 09.00 wib. Turut berpartisipasi dalam kegiatan ini adalah 89 guru matematika dari wilayah Jabodetabek.
Workshop Ma-The-Matrick ini dilangsungkan diruang Aljabar lt. 3. Bertindak sebagai narasumber tunggal dalam workshop ini adalah Janto V. Sulungbudi, dosen dari Fakultas MIPA Universitas Parahiyangan. Mengapa anak-anak begitu terpesona saat menonton trik sulap? Tapi mengapa banyak anak-anak yang benci dengan matematika?. Dua pertanyaan tersebut mengawali presentasi yang disampaikan oleh Pak Janto.
Sesuai dengan namanya, Ma-The-Matrick, pada workshop kali ini narasumber menyampaikan trik-trik (seperti sulap) dalam memberikan materi pelajaran matematika kepada anak. Seringnya kita (guru) mengajari matematika kepada anak-anak dengan cara berpikir orang dewasa, bahkan lupa bagaimana cara berpikir saat kita masih kecil, sedangkan kata kunci yang menarik untuk anak-anak adalah bermain. Anak-anak yang sebenarnya mempunyai naluri alamiah untuk belajar, asalkan mereka menganggap menarik dan ada hal baru yang belum pernah mereka ketahui. Pada workshop ini peserta workshop diajak untuk belajar banyak dari pesulap yang pandai membuat penasaran.
Pak Janto mengajak peserta untuk belajar dari sesuatu yang nyata yang kemudian berkembang ke yang abstrak (teori Piaget). Dalam hal ini (belajar matematika), Pak Janto memulai dari hal-hal nyata, hal-hal yang bisa dilihat dan disentuh langsung, karena semakin banyak indera yang digunakan akan menjadi semakin “nyata”. Setelah tahap ini barulah memulai belajar secara intuitif untuk melangkah ke abstrak.
Menebak angka adalah trik pertama yang disampaikan pak Janto kepada para peserta. Salah satu peserta diperkenankan menyimpan angka (bilangan bulat) dari 1 s.d 63, yang kemudian bisa ditebak olah pak Janto dengan menanyakan keberadaan angka yang disimpan pada 6 kartu (yang sudah tersusun 32 angka) sebagai alat bantunya. Trik ini berguna untuk mengajarkan aljabar kepada anak.
Yang lebih menarik lagi, dengan menambah 4 kartu tambahan, trik ini bisa menebak angka dengan benar walaupaun peserta berbohong pada salah satu kartunya, serta bisa menebak pula pada kartu berapa peserta itu berbohong. Menurut Pak Janto konsep inilah yang digunakan polisi untuk menyidik para tersangka bahwa ia berbohong atau tidak. Begitu pula dengan keping CD lagu yang sudah tergores (rusak) masih kita dapat nikmati alunan lagunya tanpa ada salah. Dalam hal ini tambahnya, CD dilengkapi dengan pendeteksi kesalahan (dan pengoreksi kesalahan) dangan menambahkan bit paritas (teknik paritas). Begitu juga dengan 4 kartu tambahan dalam menebak angka yang berfungsi sebagai paritas.
Selain menebak angka, materi berikutnya yang disampaikan adalah permainan puzzle untuk belajar geometri dan kesebangunan segitiga. Dengan potongan-potongan bentuk bangun juga didapat pembuktian rumus phytagoras, rumus volume kerucut, rumus volume silinder, rumus volume bola, dan rumus-rumus matematika lainnya.
Setelah mengikuti workshop ini diharapkan para peserta dapat mengajarkan matematika kepada anak didiknya dengan memberikan trik-trik/permainan yang dapat menarik perhatian dan membuat penasaran siswanya, sehingga menyebabkan siswa tidak sadar bahwa sebenarnya ia sedang belajar matematika walaupun tampaknya sedang bermain. Selanjutnya PP-IPTEK akan menyelenggarakan workshop Water Rocket Fun (WRF) untuk siswa SD pada tanggal 31 Oktober 2009 dan 1 November 2009.[pp-iptek]
Tidak ada komentar