Workshop Mapping Technology Learning
Kamis, 22 Oktober 2009, Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) menyelenggarakan Workshop Mapping Technology Learning dengan menghadirkan 3 narasumber dari Bakosurtanal yakni Agung Cristianto S.Si, Ir. Priambodo Pariadi, dan Dr. Ir. Ade Komara Mulyana. Workshop dimulai pukul 09.00 wib dibuka oleh Direktur PP-IPTEK, Finarya Legoh. Workshop kali ini diikuti oleh 47 guru SMP dan SMA dari wilayah Jabodetabek. Sebelum mengikuti workshop, para peserta dibekali dengan peta sinoptik sementara batas yurisdiksi dan kedaulatan NKRI dan tiga makalah yang akan disampaikan.
Agung Cristianto, S.Si yang bertindak sebagai pembicara pertama pada workshop kali ini menyampaikan makalahnya yang berjudul Teknik Membuat Peta. Membuka presentasinya beliau manyampaikan alasan perlunya kita untuk mengenal peta dalam kehidupan antara lain karena: Peta dapat menyederhanakan sesuatu yang kompleks, peta juga merupakan bagian dari alat pertahanan dan keamanan, dan yang tidak kalah penting adalah peta merupakan arsip sejarah keberadaan suatu bangsa dan negara. Disampaikan juga dalam paparannya bahwa jenis peta ada dua yakni Peta Dasar dan Peta Tematik, dan peta dasar yang diproduksi oleh Bakosurtanal adalah: Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), atau disebut juga peta topografi, Peta Lingkungan Pantai Indonesia (LPI), Peta Lingkungan Laut Nasional (LLN), dan Peta Sinopsis Negara Kesatuan Indonesia (NKRI).
Melanjutkan presentasinya, Agung menyampaikan tentang bagaimana cara/langkah untuk membuat peta yakni: 1. Menentukan obyek atau wilayah yang akan dipeta-kan, 2. mengumpulkan peta lama, data dan informasi yang telah ada, 3. membuat peta sementara (tentatif) berdasar foto udara, citra satelit, atau citra radar, 4. Survey kelengkapan lapangan, 5. Pembuatan peta akhir dengan menambahkan informasi dari lapangan.
Bertindak sebagai pembicara kedua adalah Ir. Priambodo Pariadi. Dengan dengan gaya yang sersan (serius tapi santai) Beliau menyampaikan makalahnya yang berjudul Cara Membaca Peta Rupa Bumi, dengan tujuan al: Dapat mengidentifikasi, membandingkan obyek dipermukaan Bumi maupun diatas peta; Dapat melakukan orientasi arah peta dilapangan, mengetahui posisi (koordinat) suatu obyek dipeta dan dipermukaan Bumi; Serta memahami informasi peta malalui simbol dan warna sehingga dapat menggambarkan dengan benar objek dilapangan.
Ir. Priambodo sempat memperlihatkan beberapa contoh peta RBI dalam berbagai skala, gambaran bentuk permukaan bumi (relief), garis kontur dan bentuk relief, serta gambaran bentuk permukaan Bumi diatas bidang datar. Pada sesi ini para peserta terlihat sangat antusias saat praktek menentukan koordinat geografis peta RBI menggunakan penggaris lintang bujur (penggaris protektor).
Pembicara terakhir adalah Dr. Ir. Ade Komara Mulyana yang menyampaikan makalah dengan judul Peranan Pemetaan Dalam Penanggulangan Bencana. Disampaikan bahwa pemetaan selalu diperlukan dalam semua tahapan siklus penanggulangan bencana, mulai dari prabencana (mitigasi), Tanggap darurat (ketika terjadi bencana), dan post disaster. Jenis pemetaan pada tahap pra bencana al: pemetaan zona rawan dan resiko bencana, pemetaan rute evakuasi, pemetaan lokasi pos pengungsi, monitoring fenomena (gejala) alam, dll.
Saat kejadian bencana gempa bumi diSumatera Barat beberapa waktu lalu, Bakosurtanal juga mengeluarkan peta tanggap darurat seperti peta rekapitulasi korban jiwa per kabupaten/kota, peta rekapitulasi rumah rusak per kabupaten/kota, dan peta korban per kecamatan. Menutup presentasinya Dr. Ade menerangkan tentang jenis peta pada tahap rehabilitasi dan rekronstruksi. Untuk jenis peta pada tahap ini pada dasarnya sama dengan fungsi peta untuk perencanaan pembangunan, tambahnya. Contoh lainnya adalah pemetaan existing condition (peta kondisi setelah bencana), dan pemetaan perencanaan tata ruang.
Selanjutnya PP-IPTEK akan menyelenggarakan workshop robotic learning untuk siswa SMP pada hari Sabtu, 24 Okotober 2009.[pp-iptek]
Tidak ada komentar