THE 2ND APEC FUTURE SCIENTIST CONFERENCE (AFSC) SEBAGAI WADAH IMPLEMENTASI KEILMUAN BAGI SISWA CERDA
Delegasi Indonesia melalui Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP-IPTEK) telah diundang untuk pertama kalinya mengikuti the 2nd APEC Future Scientist Conference (AFSC) di Bangkok pada tanggal 1-6 Februari 2010. Konferensi ini diselenggarakan atas kerjasama antara ekonomi Korea dan Thailand. Direktur PP-IPTEK, Finarya Legoh, memimpin delegasi sekaligus sebagai International Committee dan anggota Dewan Juri. Anggota delegasi terdiri atas : Kepala Sub Divisi Promosi PP-IPTEK, Putu Lia Suryaningsih, sebagai mentor dan pendamping siswa, Sebastian Suwisar dari SMA Kristen BPK Penabur-2 Jakarta Pusat, Ruth Anggayasti Hasita Permana dari SMA Dian Harapan Karawaci – Jawa Barat.
AFSC merupakan kegiatan tahunan khusus bagi siswa cerdas dan berbakat istimewa tingkat SMA yang dimotori oleh Kyungnam University - Korea melalui program APEC Mentoring Center for the Gifted in Science (AMGS), yang merupakan salah satu program dalam APEC ISTWG. Sebagai Chairman AMGS adalah Prof. Sang Chun Lee. Konferensi diikuti oleh 60 orang siswa dan mentor dari 10 ekonomi yang berkepentingan terhadap pengembangan pendidikan anak berbakat, a.l.: Australia, Brunei Darussalam, China, China Taipei, Indonesia, Korea, Malaysia, New Zealand, Phillippines, Taiwan dan Thailand. Tuan rumah kegiatan ini adalah The National Science Museum (NSM) yang terletak di Pathum Thani – Bangkok.
“Sustainable Green Energy & Environmental Solution” merupakan tema konferensi tahun 2010. Para peserta sebelumnya diminta untuk menyiapkan poster secara individu atau tim untuk dipresentasikan di konferensi. Selain itu dibentuk 8 tim kerja yang anggotanya berasal dari berbagai negara, untuk membuat proyek maket rumah masa depan dengan tema “Zero Carbon Eco House” yang dipresentasikan dihadapan dewan juri dengan kriteria : kreativitas, substansi ilmiah, teknik presentasi dan kemampuan komunikasi, serta penyelesaian masalah.
Dalam kegiatan membuat maket rumah, tim yang beranggotakan siswa Indonesia, Sebastian S, berhasil meraih medali emas, dan tim yang beranggotakan Ruth Anggayasti mendapatkan medali perak. Untuk presentasi poster, pemenang terbaik adalah siswa dari Thailand, dengan tema : Membuat Energi dari Sayuran dan Buah-buahan. Prof. Chao Ming Fu dari Taiwan dinobatkan sebagai “Mentor of the Year”.
Karya-karya poster dari siswa peserta AFSC rencananya akan diterbitkan secara internasional melalui APEC Youth Journal.
Dalam konferensi ini, para peserta diajak untuk berbaur dengan siswa dari ekonomi lainnya dengan berbagai kegiatan yang menarik dan menyenangkan. Selain itu para peserta juga diminta untuk memperkenalkan negara dan kebudayaannya masing-masing. Batik, permainan angklung dan kolintang mini disertai video cara pembuatannya disajikan oleh Delegasi Indonesia.
Selain ajang kebudayaan, peserta juga diajak untuk menambah wawasan ipteknya dengan berkunjung dan berkeliling ke The National Science Museum (NSM) dan National Science & Technology Development Agency (NSTDA).
Tahun 2011 Taiwan akan menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan 3rd AFSC yang akan dilaksanakan bulan Maret 2011. Indonesia diharapkan untuk dapat menambah jumlah peserta di tahun mendatang. Ajang AFSC dirasakan besar manfaatnya untuk membangun pencitraan PP-IPTEK dan KNRT, yang dapat digunakan sebagai alat diseminasi dan promosi dalam mengembangkan jalinan kerjasama dengan berbagai pihak. Khusus bagi pengembangan program siswa berbakat, AFSC dapat menjadikan PP-IPTEK sebagai salah satu referensi informasi serta titik temu kegiatan tingkat nasional dan internasional. Bagi siswa, didapat manfaat positif dalam pengembangan diri siswa di berbagai aspek, a.l. : kreativitas, kerjasama, percaya diri, network, dan hubungan persahabatan antar negara [PP-IPTEK].
Tidak ada komentar