GREEN ARCHITECTURE SALAH SATU UPAYA MENGATASI PEMANASAN GLOBAL
Belakangan ini hampir seluruh orang tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia selalu membicarakan going green. Ketika krisis energi terjadi maka akan muncul pertanyaan “dapatkah kita menciptakan suatu energi alternatif yang baru?”. Sebagian lagi akan bertanya”apakah kita tidak bisa menghemat energi yang kita pergunakan setiap harinya?”. Pertanyaan itu merupakan pertanyaan biasa saat ini, yang sebenarnya dapat kita jawab sendiri.
Konsep green architecture atau arsitektur hijau merupakan salah satu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tersebut. Dengan menerapkan konsep arsitektur hijau dilingkungan tempat tinggal kita maka setidaknya kita akan menghemat energi yang kita gunakan. Memang bagi sebagian orang akan bertanya “apakah yang dimaksud dengan arsitektur hijau?” dan “dan apakah karena dikatakan arsitektur hijau maka bangunan atau rumah kita harus bercat hijau?”. Penjelasan dan pemahaman memang perlu diberikan dengan jelas agar masyarakat dapat mengerti, memahami apa yang dimaksud dengan arsitektur hijau sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pada acara Bincang Sains dan Teknologi Pupuler (Binokuler) di Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) hari Minggu (18/4) dibahas secara terperinci mengenai apa itu arsitektur hijau, mengapa arsitektur hijau perlu diterapkan di sekitar kita dan bagaimana cara menerapkan arsitektur hijau tersebut. Ibu Finarya selaku narasumber sekaligus Direktur PP-IPTEK mengatakan “arsitektur hijau tidak bisa terlepas dari apa yang disebut bangunan hijau, bukan berarti bangunan itu harus bercat hijau, tetapi lebih pada apakan bangunan tersebut telah efisien dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang ada”.
Dalam acara tersebut juga dijelaskan beberapa syarat untuk suatu bangunan dapat dikatakan bangunan hijau misalnya : Penataan ruang dengan pertimbangan pencahayaan alami yang lebih banyak dengan kaca, penataan tata ruang dengan lebih banyak penghawaan silang sehingga meminimalkan penggunaan kipas angin dan AC, teritisan atap yang lebih panjang sehingga dapat meneduhkan pemakai bangunan serta atap yang lebih tinggi untuk kondensasi panas, dan lain sebagainya.
Acara yang berlangsung selama satu jam ini menarik minat dan antusiasme pengunjung, ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah pengunjung, di sela-sela acara juga diselingi dengan demonstrasi-demonstrasi yang masih berhubungan dengan materi yang diberikan. Acara ditutup pada pukul 15.00 dengan satu demonstrasi spektakuler “Dragon Fire”.[PP-IPTEK]
Konsep green architecture atau arsitektur hijau merupakan salah satu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tersebut. Dengan menerapkan konsep arsitektur hijau dilingkungan tempat tinggal kita maka setidaknya kita akan menghemat energi yang kita gunakan. Memang bagi sebagian orang akan bertanya “apakah yang dimaksud dengan arsitektur hijau?” dan “dan apakah karena dikatakan arsitektur hijau maka bangunan atau rumah kita harus bercat hijau?”. Penjelasan dan pemahaman memang perlu diberikan dengan jelas agar masyarakat dapat mengerti, memahami apa yang dimaksud dengan arsitektur hijau sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pada acara Bincang Sains dan Teknologi Pupuler (Binokuler) di Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) hari Minggu (18/4) dibahas secara terperinci mengenai apa itu arsitektur hijau, mengapa arsitektur hijau perlu diterapkan di sekitar kita dan bagaimana cara menerapkan arsitektur hijau tersebut. Ibu Finarya selaku narasumber sekaligus Direktur PP-IPTEK mengatakan “arsitektur hijau tidak bisa terlepas dari apa yang disebut bangunan hijau, bukan berarti bangunan itu harus bercat hijau, tetapi lebih pada apakan bangunan tersebut telah efisien dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang ada”.
Dalam acara tersebut juga dijelaskan beberapa syarat untuk suatu bangunan dapat dikatakan bangunan hijau misalnya : Penataan ruang dengan pertimbangan pencahayaan alami yang lebih banyak dengan kaca, penataan tata ruang dengan lebih banyak penghawaan silang sehingga meminimalkan penggunaan kipas angin dan AC, teritisan atap yang lebih panjang sehingga dapat meneduhkan pemakai bangunan serta atap yang lebih tinggi untuk kondensasi panas, dan lain sebagainya.
Acara yang berlangsung selama satu jam ini menarik minat dan antusiasme pengunjung, ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah pengunjung, di sela-sela acara juga diselingi dengan demonstrasi-demonstrasi yang masih berhubungan dengan materi yang diberikan. Acara ditutup pada pukul 15.00 dengan satu demonstrasi spektakuler “Dragon Fire”.[PP-IPTEK]
Tidak ada komentar