Workshop DNA di PP-IPTEK bersama Gary Cass (University of Western Australia)
iDNAtity – DNA Identitas Kita
Pakar Biotechnology, Gary Cass memberikan workshop selama 3 hari berturut-turut (26-28/3) di Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, TMII Jakarta. Workshop yang berjudul “iDNAtity” ini diikuti oleh puluhan siswa-siswi, guru, dan para professional di bidang seni. Mengawali presentasinya, Gary mengungkapkan bahwa DNA itu jika dianalogikan seperti bahasa, serangkaian huruf/kode dan mempunyai arti, sehingga dapat dibilang DNA merupakan bahasa/kode kehidupan.
Pria yang sehari-hari bekerja di Laboratorium Biologi University of Western Australia ini menuturkan bahwa DNA (Asam Deoksiribonukleat) secara tidak langsung juga merupakan identitas kita. Jauh di dalam sel-sel tubuh kita ini DNA berperan sebagai materi genetik yang umumnya kita kenal dengan kode-kode Adenine (A), Guanine (G), Sitosine (C), Timine (T). Kode-kode inilah yang secara tidak langsung merupakan transkrip/cetak biru dari diri kita. “Anda mau memiliki keturunan dengan mata biru?, kulit putih?, rambut coklat?, hidung mancung?, tinggi?, kita bisa mendapatkannya dengan mengubah kode-kode genetik kita. It’s Amazing ya!” kata Gary sambil mengekspresikan kekagumannya pada dunia bioteknologi. Peserta pun ikut terbawa dengan suasana workshop yang begitu santai namun penuh makna.
Melanjutkan presentasinya, Gary mengajak semua peserta untuk mengekstrak DNA mereka masing-masing. Mendengar kata “mengekstrak DNA”, mungkin sebagian besar dari kita akan berpikir itu adalah sesuatu yang sulit, mahal, mengerikan, dan hanya bisa dilakukan di lab-lab dengan peralatan yang lengkap. Ternyata tidak, berbekal bahan-bahan dapur seperti sabun cair, garam, dan alcohol, serta gelas-gelas plastic, Gary memberikan arahan bagaimana mengekstrak DNA diri kita sendiri.
Di akhir sesi, Gary memberikan motivasi bagaimana “science” menjadi sesuatu yang menyenangkan, mengagumkan, bahkan dapat melatih keseimbangan otak kiri dan otak kanan kita jika dipadukan dengan unsur “art/seni”. “gagt = 55Hz, cgtt = 1055 Hz, dst, ini adalah kode-kode DNA saya. Anda juga bisa membuat konversi ini dengan kreasi sendiri” lanjut Gary. Kemudian ia pun memberikan contoh melalui aplikasi komputernya bagaimana kode-kode DNA nya dikonversikan menjadi bunyi yang menghasilkan nada yang indah, khusus, dan cukup personal dengan berbagai warna nada. Dengan rasa kagum dan sedikit heran akhirnya para peserta pun dipersilahkan untuk mencobanya langsung sekaligus menandakan berakhirnya workshop tersebut.
Workshop ini terselenggara atas kerjasama PP-IPTEK dengan Kedutaan Besar Australia dalam rangka memeriahkan hadirnya travelling exhibits “Strike A Chord – The Science of Musics” yang akan berakhir 31 Maret nanti. [ican].
Pria yang sehari-hari bekerja di Laboratorium Biologi University of Western Australia ini menuturkan bahwa DNA (Asam Deoksiribonukleat) secara tidak langsung juga merupakan identitas kita. Jauh di dalam sel-sel tubuh kita ini DNA berperan sebagai materi genetik yang umumnya kita kenal dengan kode-kode Adenine (A), Guanine (G), Sitosine (C), Timine (T). Kode-kode inilah yang secara tidak langsung merupakan transkrip/cetak biru dari diri kita. “Anda mau memiliki keturunan dengan mata biru?, kulit putih?, rambut coklat?, hidung mancung?, tinggi?, kita bisa mendapatkannya dengan mengubah kode-kode genetik kita. It’s Amazing ya!” kata Gary sambil mengekspresikan kekagumannya pada dunia bioteknologi. Peserta pun ikut terbawa dengan suasana workshop yang begitu santai namun penuh makna.
Melanjutkan presentasinya, Gary mengajak semua peserta untuk mengekstrak DNA mereka masing-masing. Mendengar kata “mengekstrak DNA”, mungkin sebagian besar dari kita akan berpikir itu adalah sesuatu yang sulit, mahal, mengerikan, dan hanya bisa dilakukan di lab-lab dengan peralatan yang lengkap. Ternyata tidak, berbekal bahan-bahan dapur seperti sabun cair, garam, dan alcohol, serta gelas-gelas plastic, Gary memberikan arahan bagaimana mengekstrak DNA diri kita sendiri.
Di akhir sesi, Gary memberikan motivasi bagaimana “science” menjadi sesuatu yang menyenangkan, mengagumkan, bahkan dapat melatih keseimbangan otak kiri dan otak kanan kita jika dipadukan dengan unsur “art/seni”. “gagt = 55Hz, cgtt = 1055 Hz, dst, ini adalah kode-kode DNA saya. Anda juga bisa membuat konversi ini dengan kreasi sendiri” lanjut Gary. Kemudian ia pun memberikan contoh melalui aplikasi komputernya bagaimana kode-kode DNA nya dikonversikan menjadi bunyi yang menghasilkan nada yang indah, khusus, dan cukup personal dengan berbagai warna nada. Dengan rasa kagum dan sedikit heran akhirnya para peserta pun dipersilahkan untuk mencobanya langsung sekaligus menandakan berakhirnya workshop tersebut.
Workshop ini terselenggara atas kerjasama PP-IPTEK dengan Kedutaan Besar Australia dalam rangka memeriahkan hadirnya travelling exhibits “Strike A Chord – The Science of Musics” yang akan berakhir 31 Maret nanti. [ican].
Tidak ada komentar