Muncul Gejala Awal Terjadi Dipole Mode
JAKARTA, RABU - Kekeringan yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia mengindikasikan bakal terbentuk Dipole Mode Positif di Samudra Hindia. Kondisi tersebut berdampak pada kekeringan hingga bulan Oktober, bahkan mungkin lebih panjang lagi.Demikian antara lain dikemukakan Kepala Penelitian dan Pengembangan Badan Meteorologi dan Geofisika Mezak Ratag yang dihubungi di Jakarta, Selasa (1/7).Sementara itu, dosen pada Kelompok Keahlian Sains Atmosfer, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB Triwahyu Hadi berpendapat, musim kering kali ini termasuk normal meski angin Muson Timur diakuinya agak lemah. "Seharusnya memang masih ada hujan," ujarnya.Mezak sudah mengamati gejala Dipole Mode (DM) itu pada akhir Juni hingga awal Juli lalu. Dia menengarai, arah angin Muson yang biasanya dari tenggara kali ini dari arah timur. "Angin tenggara itu biasanya masih membawa cukup uap air, kali ini kering sifatnya, dengan laju di atas normal," katanya.Hal tersebut menambah proses pendinginan laut di Indonesia (tekanan tinggi). Pada saat bersamaan, di bagian barat Samudra Hindia terjadi pemanasan (tekanan rendah). Ini menyebabkan uap air bermigrasi ke arah bagian barat Samudra Hindia."Saya yakin Dipole Mode Positif sedang terbentuk di Samudra Hindia. Perbedaan anomali suhu antara Samudra Hindia bagian barat di dekat Afrika dan bagian timur di dekat Sumatera ternyata sudah lebih dari setengah derajat Celsius," ujar Mezak Ratag.Suhu di timur dekat Sumatera turun sekitar 0,5 derajat Celsius, sedangkan di bagian barat di dekat Afrika naik, bahkan bisa sampai 0,5 derajat Celsius. Diprakirakan pada akhir Juli hingga September atau Oktober, bahkan November, selisih ini akan mencapai satu derajat atau lebih. "Jika itu terjadi, maka terbentuklah DM Positif di Samudra Hindia," ujar Mezak.Akibatnya, musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan lebih panjang, dan terutama di sebelah selatan ekuator dan bagian barat akan kering sekali.Bagian selatan Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, menurut Mezak, diprakirakan curah hujan 40 persen hingga 60 persen di bawah normal. Saat ini awan di atas wilayah itu sedikit sekali (gambar satelit MTSAT ir.jpg).Jadi, lanjut Mezak, proses kekeringan di Indonesia sudah dimulai sejak akhir Mei sampai awal Juni lalu. Puncaknya akan tercapai sekitar Agustus-September. (ISW/GUNAWAN/KOMPAS)
Tidak ada komentar