Tari Saman Kolaborasi Pemuda Indonesia dan Australia Meriahkan Strike A Chord The Science of Music

Cukup tigapuluh menit, performance 36 pemuda-pemudi dari Australia-Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) telah berhasil membius sekaligus mengundang decak kagum ratusan pengunjung Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) pada Minggu siang, 20 Desember 2009. Bagaimana tidak, tari saman, tarian khas Aceh yang menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia dengan apik dipertontonkan oleh kolaborasi pemuda Indonesia dan bule-bule asal Australia. Gerombolan pemuda-pemudi inipun langsung menjadi pusat perhatian. Lokasi dimana biasanya digelar talkshow Binokuler, saat itu dipadati oleh ratusan pasang mata mulai dari siswa SD sampai dengan orang dewasa. Derap gebrakan khas tari saman di lantai Entrance PP-IPTEK disambut dengan teriakan dan riuh tepuk tangan pengunjung.

Tidak hanya itu, mereka juga sempat menampilkan beberapa pertunjukkan menarik seperti tarian khas suku Aborigin yang diiringi dengan alunan alat musik khas Australia yakni Didjeridu. Tarian yang mereka tampilkan mengandung pesan moral dan kebudayaan karena menceritrakan a.l tentang: menolong gadis yang tersesat dihutan, burung besar dan burung kecil, dan binatang khas Australia kangguru dan emu.

Mengawali kedatangannya di PP-IPTEK, Koor burung kakak tua dipertunjukkan dengan kompak oleh mereka. Nikki dan James, dari Sydney, menggunakan bahasa Indonesia bertindak sebagai MC dengan logat “bule”nya. Dua hal tersebut tak ayal menjadikan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.

Sulis Indiarto, koordinator rombongan dari kedutaan besar Australia menyampaikan bahwa penampilan AIYEP di PP-IPTEK kali ini selain memang untuk menjalankan salah satu dari tiga kegiatan utama mereka yakni: Work Placement, Home Stay, dan Performance, juga dalam rangka untuk memeriahkan kegiatan Strike A Chord The Science of Music.

AIYEP merupakan program kerjasama yang diselenggarakan oleh Australia-Indonesia Institute beroperasi di bawah Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Indonesia dan Australia. Program ini diselenggarakan sejak tahun 1981 bertujuan untuk "memberikan kesempatan yang lebih luas bagi pemuda-pemudi Indonesia dan Australia untuk menghargai budaya, pembangunan dan cara hidup dari negara lain".

AIYEP tahun ini melibatkan 18 peserta Indonesia dan 18 peserta Australia yang berusia antara 21 s.d 25 dengan masing-masing kelompok terdiri dari 9 laki-laki dan 9 perempuan. Untuk peserta dari Indonesia merupakan perwakilan dari 18 Provinsi yang sebelumnya telah lolos seleksi di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga daerahnya. Selama dua bulan sejak Oktober lalu peserta AIYEP ini telah menjalankan misinya di Australia. Dari Jakarta mereka akan bertolak ke Provinsi Bangka-Belitung untuk menjalankan misi selanjutnya.[pp-iptek]