PP-IPTEK Mengirim Perwakilan Indonesia pada Kegiatan ACGS 2017 di China
ASEAN+3 Center for the
Gifted in Science (ACGS) – Student Camp & Teacher Workshop merupakan suatu kegiatan (winter camp) bagi para siswa Gifted untuk mengasah kemampuan sains
dan berbagi ide maupun pengalaman serta menjalin pertemanan dalam wadah
internasional. Tema utama kegiatan pada tahun ini adalah Dreamer, Thinker, Maker.
Kegiatan ACGS
2017 dilaksanakan
pada tanggal 15 - 20 Januari 2017 di Beijing, China. Kegiatan ini diselenggarakan oleh
departemen kerjasama internasional dan departemen hubungan internasional dari Kementerian Sains dan Teknologi Republik Rakyat
Cina (RRC),
Children & Youth Science Center of CAST (SYSC), Beijing No.35 High School,
serta Organisasi asosiasi guru/instruktur RRC.
ACGS 2017 diikuti oleh 89 orang yang terdiri
dari 63 orang
siswa serta 26 guru/pendamping dari 12 negara antara lain Indonesia, Malaysia,
Brunei, Philipina, Kambodja, Tahiland, Korea Selatan, Vietnam, Laos, Myanmar,
Chinese Taipei, serta Swedia. Tim
indonesia yang di-organize oleh PP-IPTEK membawa 5 orang perwakilan, yaitu 2 orang observer (PP-IPTEK), 1 orang guru (SMPN
1 Pontianak) dan 2 siswa (SMPN 1 Pontianak).
Kegiatan utama ACGS 2017 meliputi training, workshop, dan presentasi bagi siswa
maupun guru pendamping. Terdapat
5 sub-tema untuk tugas tim bagi siswa antara lain Bridge model design and making, Model airplane design and making,
Soccer robot operation, Small satellite model design and making, serta 3D print study. Setiap kelompok akan berkompetisi dan diberikan
penghargaan berupa medali Gold, Silver, dan Bronze bagi setiap sub-tema.
Hari pertama kegiatan
dimulai dengan welcome banquet di
Debao Hotel. Pada acara ini dilakukan pertunjukan oleh siswa-siswa dari 6
negara dengan tiap negara menyajikan kemampuannya terkait budaya lokalnya
antara lain pakaian adat, tarian adat, lagu adat, olahraga, dan sebagianya. Tim indonesia
menampilkan tarian budaya Indonesia
serta pakaian adatnya (Dayak).
Hari kedua, Seremoni
pembukaan ACGS 2017 diadakan
di No.35 High School, Beijing. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Sains dan Teknologi RRC, Atase
Pendidikan dan Kebudayaan RI Bapak Priyanto
Wibowo, Presiden ACGS + 3 Prof. Sang Chun Lee), dan beberapa undangan lainnya.
Kegiatan dilanjutkan
dengan kuliah umum oleh Prof. Alice yang merupakan salah satu ilmuwan/dosen sains di Beijing membawakan
materi secara
santai, informatif dan interaktif. Materi yang sampaikan adalah Micro-Electro-Mechanical Systems (MEMS),
yang merupakan salah satu perangkat terpadu antara elektronik, mekanik dan
sensor yang dikemas dalam satu perangkat mini. Perangkat ini merupakan
perangkat yang penting belakangan ini dan sangat dekat dengan kita di kehidupan
sehari-hari.
Kegiatan
selanjutnya, para peserta berkeliling
melihat berbagai fasilitas di No.35 High School (sekolah ini setara SMK di Indonesia). Pengembangan sekolah
ini merupakan hasil kerjasama antara Universitas Beihang (akademi sains China), Shenyang Aerospace
University dan National Astronomical Observatory untuk membangun 9 laboratorium
eksplorasi high-end antara lain Lab. Big Data and Scientific Computing, Lab.
Aeronautic Science and Technology, Lab. Wind Tunnel, Lab. Astronomical Big
Data, Lab. Astronautic Science and Technology, Lab. Nanotechnology and Chemical
Visualization, Lab. Intelligence Science and Technology, Lab. Scientific
Exploration for Informationalized Biology,
serta Lab. Web dan Spatial Information Technology. Tiap
laboratorium ini difasilitasi dengan peralatan yang profesional high-end seperti wind tunnel, printer 3D, robotic, dan sebagainya. Pada setiap lab memiliki
fulltime doktor sebagai kepala
peneliti dan lab bebas untuk digunakan oleh siswa yang berminat dengan
bimbingan mentor yang mumpuni di bidangnya.
Kegiatan
selanjutnya,
siswa dan guru dibagi dalam 2 tempat yang berbeda. Siswa memasuki ruang kelas
berdasarkan sub tema yang diperoleh. Pada saat itu siswa diberikan pembekalan materi dan workshop terkait sub tema. Tim Indonesia
memperoleh sub tema "Soccer Robot
Operation" dari 5 sub tema yang ada.
Sedangkan guru dan pendamping (observer) diarahkan memasuki ruang
kelas untuk mengikuti kegiatan workshop
dan training. Dibagi dalam 6 kelompok
kecil bersama dengan peserta dari negara lain. Materi pelatihan "Hands-brain Maker Space" dibawakan
oleh Hao Ruihui. Pelatihan ini diselingi beberapa kegiatan kecil (ice breaking) seperti menggambar dengan
mata tertutup dan running ball.
Selain itu diberikan tugas untuk merancang desain produk dengan tema paper clip dan masing-masing kelompok
mempresentasikan hasilnya.
Pada hari
ketiga, setiap tim siswa ditugaskan membuat poster yang akan dipresentasikan
pada lusa berdasarkan arahan dari mentor dan instruktur dengan beberapa kriteria
antara lain informatif, menarik (eye
catching), dan efektif.
Untuk tim
guru dan pendamping mengikuti workshop dengan materi Mikrokontroller Arduino. Disini peserta diajarkan
untuk mengenal komponen elektronik, merancang rangkaian elektronik hingga
memprogram mikrokontroller arduino
secara step by step. Membuat sistem
otomasi sederhana. Pada
tahap akhir setiap tim ditugaskan membuat produk pintar menggunakan LED dan arduino.
Pada hari keempat, para peserta
mengikuti Tour antara lain mengunjungi science
center di kota Beijing,
yaitu China Science and Technology Museum. Terdapat berbagai macam alat peraga
interaktif dan menarik dengan penyajian bersifat tematis dan memiliki short term maupun permanent exhibitions. China Science and Technology Museum memiliki empat lantai
galeri dan ruangan yang cukup luas untuk menyajikan alat peraga. Selain itu
peserta dibawa untuk mengunjungi Great
Wall di Badaling yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
Pada hari kelima, setiap tim siswa
melakukan presentasi poster pada stand yang telah dipersiapkan panitia. Tim
juri yang disediakan oleh panitia yang terdiri dari guru dan dosen/instruktur.
Tim juri ini mengunjungi setiap stand dan meminta siswa untuk mempresentasikan
poster hasil kerja timnya. Lalu
para guru dan pendamping diberikan tugas tim membuat poster untuk produk pintar
yang dibuat menggunakan LED dan arduino pada dua hari sebelumnya. Lalu
mempresentasikan hasil posternya oleh masing-masing tim.
Pada penutupan acara terdapat Farewell Banqet dan Awarding Ceremony. Acara ini dihadiri pula oleh Ibu Sri Remaytin,
perwakilan dari KBRI (Sekretaris Atase Sosial dan Budaya). Dalam
awarding, tim
Indonesia memperoleh medali
Bronze.
Selamat untuk tim Indonesia, sampai jumpa di ACGS tahun
depan.
Tidak ada komentar