PP-IPTEK AKAN SELENGGARAKAN PENEROPONGAN GERHANA MATAHARI CINCIN
Gerhana Matahari merupakan fenomena alam yang langka dan jarang terjadi di alam semesta ini. Menurut agenda yang diterbitkan NASA, selama tahun 2009 diseluruh dunia hanya akan terjadi 2 kali gerhana matahari yakni pada tanggal 26 Januari 2009 dan 22 Juli 2009. Gerhana matahari diawal tahun 2009 yang jatuh pada hari senin, 26 Januari 2009, akan melalui daratan Indonesia dengan jenis Gerhana Matahari Annulus/Annular atau lebih populer dengan sebutan Gerhana Matahari Cincin.
Pada Gerhana Matahari Cincin (GMC), ± 92% permukaan matahari tertutup oleh bayangan bulan, sehingga jalur gerhana matahari pada jenis ini tidak gelap total seperti yang terjadi pada gerhana matahari total, maka suasana akan terasa seperti petang hari. Secara umum GMC 2009 ini akan terjadi sepanjang 14500 km dengan lebar jalur bayang-bayang bulan yang menutupi sinar matahari selebar 280 km atau melewati 0,9% luas seluruh permukaan bumi, dengan lama gerhana 3 jam 46 menit.
Jalur GMC 2009 ini akan dimulai dari Samudera Hindia sekitar selatan perairan benua Afrika pada pukul 06.06 GMT (pukul 14.06 WITA) kemudian menelusuri Samudera Hinda lalu masuk daratan Sumatera bagian Selatan, Kalimantan Barat-Tengah-Timur, sebagian propinsi Gorontalo sebelum berakhir di perairan Selatan Mindanao, pada Pukul. 09.52 GMT (Pukul. 17.52 WITA). Puncak gerhana dimana bayang-bayang bulan akan menutupi 92,82% permukaan matahari paling lama akan terjadi selama 7 menit 54 detik pada pukul.7.58 GMT. Bagi para penggemar astronomi/masyarakat umum yang ingin menikmati Gerhana Matahari kali ini dapat mencari tempat terbaik di sekitar propinsi Lampung yang akan dilewati GMC, dimana pada saat puncak akan terjadi gerhana dengan durasi selama 6 menit 18 detik.
Di Indonesia sendiri, rata-rata, Gerhana akan dimulai pada pukul 15.20 WIB dimana piringan Matahari dan piringan Bulan akan mengalami kontak pertama kemudian mencapai puncak pada pukul 16.30 WIB dan berakhir menjelang Maghrib. Beberapa wilayah Indonesia bahkan dilewati oleh jalur GMC. Jalur tersebut akan melintasi bagian selatan pulau Sumatera (Lampung dan sekitarnya), bagian barat pulau Jawa (Cilegon, Serang, Anyer, dan sekitarnya) dan bagian tengah pulau Kalimantan. Sedangkan pengamat di wilayah Indonesia lainnya hanya bisa menyaksikan gerhana Matahari sebagian. Jadi jika Anda ingin menyaksikan GMC, silakan datang ke tempat-tempat tersebut.
Bagi Anda yang ingin mengamati GMC ini sendiri, sebaiknya menggunakan peralatan yang aman untuk mata, karena walaupun intensitas cahaya Matahari berkurang karena tertutupi oleh Bulan namun tetap masih dapat berakibat fatal pada mata kita. Jangan pernah melakukan kontak langsung dengan matahari dan walaupun Anda menggunakan peralatan yang cukup aman sekalipun, dan jangan pernah mengamati matahari lebih dari 3 (tiga) menit secara terus menerus. Alat bantu yang dapat digunakan dalam pengamatan gerhana matahari diantaranya adalah kacamata gerhana sederhana yang dapat dibuat dengan menggunakan bahan negatif film atau klise yang sudah “terbakar”, teleskop atau binokuler yang telah dilengkapi dengan filter matahari atau memproyeksikan bayangan matahari yang didapatkan oleh teleskop dan binokuler tersebut ke sebuah layar atau menggunakan bayangan dari sebuah pinhole camera.
Gerhana Matahari Cincin awal tahun 2009 ini merupakan seri Saros 131 yang ke-50 dan akan menjadi sangat istimewa karena hanya melewati permukaan daratan 1 negara saja yaitu di Indonesia, tepatnya akan terlihat di lautan yang berada di wilayah Banten, Lampung dan sebagian perairan di Jakarta. Untuk menambah pengetahuan dan memperkaya pengalaman para pelajar dan masyarakat, pada hari senin, 26 Januari 2009, Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) TMII akan menyelenggarakan Peneropongan Gerhana Matahari Cincin ini dan dibuka untuk umum.
Pada kegiatan peneropongan PP-IPTEK akan menggunakan fasilitas teleskop canggih dan sangat memadai dengan spesifikasi : CPC 800, Firstcope 114”, Firstcope 80”, Solarmax Corondo dan perangkat pendukung lain. Kegiatan peneropongan akan dilaksanakan mulai pukul 14.00-17.00 WIB dengan fasilitator ahli astronomi dari PP-IPTEK. Selain dapat menyaksikan fenomena gerhana matahari dengan lebih jelas, kegiatan peneropongan di PP-IPTEK juga diperkaya dengan penyampaian materi tentang matahari oleh DR. Moedji Raharto, Dosen Dept. Astronomi ITB - mantan Kepala UPT Observatorium Bosscha. Untuk informasi selengkapnya silahkan menghubungi PP-IPTEK di nomor telepon (021) 3322-1488.(PP-IPTEK)
Pada Gerhana Matahari Cincin (GMC), ± 92% permukaan matahari tertutup oleh bayangan bulan, sehingga jalur gerhana matahari pada jenis ini tidak gelap total seperti yang terjadi pada gerhana matahari total, maka suasana akan terasa seperti petang hari. Secara umum GMC 2009 ini akan terjadi sepanjang 14500 km dengan lebar jalur bayang-bayang bulan yang menutupi sinar matahari selebar 280 km atau melewati 0,9% luas seluruh permukaan bumi, dengan lama gerhana 3 jam 46 menit.
Jalur GMC 2009 ini akan dimulai dari Samudera Hindia sekitar selatan perairan benua Afrika pada pukul 06.06 GMT (pukul 14.06 WITA) kemudian menelusuri Samudera Hinda lalu masuk daratan Sumatera bagian Selatan, Kalimantan Barat-Tengah-Timur, sebagian propinsi Gorontalo sebelum berakhir di perairan Selatan Mindanao, pada Pukul. 09.52 GMT (Pukul. 17.52 WITA). Puncak gerhana dimana bayang-bayang bulan akan menutupi 92,82% permukaan matahari paling lama akan terjadi selama 7 menit 54 detik pada pukul.7.58 GMT. Bagi para penggemar astronomi/masyarakat umum yang ingin menikmati Gerhana Matahari kali ini dapat mencari tempat terbaik di sekitar propinsi Lampung yang akan dilewati GMC, dimana pada saat puncak akan terjadi gerhana dengan durasi selama 6 menit 18 detik.
Di Indonesia sendiri, rata-rata, Gerhana akan dimulai pada pukul 15.20 WIB dimana piringan Matahari dan piringan Bulan akan mengalami kontak pertama kemudian mencapai puncak pada pukul 16.30 WIB dan berakhir menjelang Maghrib. Beberapa wilayah Indonesia bahkan dilewati oleh jalur GMC. Jalur tersebut akan melintasi bagian selatan pulau Sumatera (Lampung dan sekitarnya), bagian barat pulau Jawa (Cilegon, Serang, Anyer, dan sekitarnya) dan bagian tengah pulau Kalimantan. Sedangkan pengamat di wilayah Indonesia lainnya hanya bisa menyaksikan gerhana Matahari sebagian. Jadi jika Anda ingin menyaksikan GMC, silakan datang ke tempat-tempat tersebut.
Bagi Anda yang ingin mengamati GMC ini sendiri, sebaiknya menggunakan peralatan yang aman untuk mata, karena walaupun intensitas cahaya Matahari berkurang karena tertutupi oleh Bulan namun tetap masih dapat berakibat fatal pada mata kita. Jangan pernah melakukan kontak langsung dengan matahari dan walaupun Anda menggunakan peralatan yang cukup aman sekalipun, dan jangan pernah mengamati matahari lebih dari 3 (tiga) menit secara terus menerus. Alat bantu yang dapat digunakan dalam pengamatan gerhana matahari diantaranya adalah kacamata gerhana sederhana yang dapat dibuat dengan menggunakan bahan negatif film atau klise yang sudah “terbakar”, teleskop atau binokuler yang telah dilengkapi dengan filter matahari atau memproyeksikan bayangan matahari yang didapatkan oleh teleskop dan binokuler tersebut ke sebuah layar atau menggunakan bayangan dari sebuah pinhole camera.
Gerhana Matahari Cincin awal tahun 2009 ini merupakan seri Saros 131 yang ke-50 dan akan menjadi sangat istimewa karena hanya melewati permukaan daratan 1 negara saja yaitu di Indonesia, tepatnya akan terlihat di lautan yang berada di wilayah Banten, Lampung dan sebagian perairan di Jakarta. Untuk menambah pengetahuan dan memperkaya pengalaman para pelajar dan masyarakat, pada hari senin, 26 Januari 2009, Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) TMII akan menyelenggarakan Peneropongan Gerhana Matahari Cincin ini dan dibuka untuk umum.
Pada kegiatan peneropongan PP-IPTEK akan menggunakan fasilitas teleskop canggih dan sangat memadai dengan spesifikasi : CPC 800, Firstcope 114”, Firstcope 80”, Solarmax Corondo dan perangkat pendukung lain. Kegiatan peneropongan akan dilaksanakan mulai pukul 14.00-17.00 WIB dengan fasilitator ahli astronomi dari PP-IPTEK. Selain dapat menyaksikan fenomena gerhana matahari dengan lebih jelas, kegiatan peneropongan di PP-IPTEK juga diperkaya dengan penyampaian materi tentang matahari oleh DR. Moedji Raharto, Dosen Dept. Astronomi ITB - mantan Kepala UPT Observatorium Bosscha. Untuk informasi selengkapnya silahkan menghubungi PP-IPTEK di nomor telepon (021) 3322-1488.(PP-IPTEK)
Tidak ada komentar