Pertama di Indonesia, Strike A Chord – The Science of Music
Musik sejauh ini telah menjadi komoditas yang mampu meresap ke seluruh sektor aktivitas manusia, bahkan merupakan bahasa universal. Di Indonesia, tidak jarang kita saksikan di setiap akhir sebuah kegiatan baik itu kegiatan yang dilaksanakan oleh anak TK, kalangan remaja hingga orang tua dan bahkan para pengambil keputusan, selalu diadakan acara momen melantunkan lagu dan bernyanyi bersama. Musik menjadi komoditas yang paling mudah diterima oleh umat manusia mulai dari balita hingga lansia.
Musik bukan hanya sekedar harmonisasi bunyi yang enak untuk didengar, tetapi di dalam musik ternyata banyak terkandung kaidah-kaidah Iptek. Seperti contohnya resonansi, vibrasi, dan frekuensi yang sudah jelas-jelas merupakan unsur dari Iptek. Hal ini menunjukkan bahwa ada sains dibalik keindahan musik itu sendiri.
Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) bekerjasama dengan Questacon, Science Center Australia, dan Kedutaan Besar Australia mempersembahkan pameran peragaan yang sangat memikat dan inovatif yakni Strike A Chord – The Science of Music. Dalam pameran ini digelar 14 alat peraga Iptek interaktif yang berkaitan dengan bunyi dan musik. Pameran ini adalah pameran yang pertama kalinya digelar di Indonesia. Pameran ini terselenggara atas kolaborasi yang baik antara PP-IPTEK, Questacon, Kedutaan Besar Australia, dan Kementerian Negara Ristek.
Performance dari tim PP-IPTEK yang menampilkan alat musik perkusi Dol Bengkulu mengawali rangkaian acara Strike A Chord – The Science of Music yang berlangsung pada hari ini, Selasa 1 Desember 2009. Acara ini dihadiri oleh Bill Farmer, Duta Besar Australia, Benyamin Lakitan mewakili Menteri negara Ristek, para Pimpinan dan Pejabat dari Departemen, LPND dan KNRT serta Kedutaan Australia.
Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak terkait yang telah memberi dukungan sehingga pameran ini dapat terealisasikan disampaikan oleh Direktur PP-IPTEK, Finarya Legoh, dalam sambutanNya. “Musik adalah bahasa universal yang dapat dicerna oleh berbagai bangsa tanpa perlu penterjemah. Oleh karena itu, melalui Strike A Chord – The Science of Music kami mengajak Bapak dan Ibu untuk mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan ini” ujar Finarya.
Musik pada dasarnya mengandung unsur-unsur sains di dalamnya. Demikian disampaikan oleh Benyamin Lakitan, Sekertaris Menristek, dalam kesempatan sambutanNya mewakili Menristek. "Selama ini musik dikategorikan sebagai sebuah bentuk karya seni. Padahal jika kita menggalinya lebih dalam, kita akan menemukan kombinasi sains di dalamnya", tambahNya.
Sedangkan Duta Besar Australia, Bill Farmer, dalam sambutanya menyampaikan bahwa pameran Strike A Chord ini menawarkan kesempatan kepada para pengunjung untuk mengeksplorasi fisika, psikologi, sosiologi, dan fisiologi musik. “Pameran inovatif ini juga akan memberikan kesempatan kepada para peserta untuk belajar tentang ilmu pengetahuan suara secara menyenangkan dan interaktif. Para pengunjung akan dapat merekam dan memproduksi musik digital mereka sendiri, dan membuat komposisi minuet seperti halnya Mozart”, tutur Farmer.
Lagu Rasa sayange kebanggaan Indonesia yang dilantunkan menggunakan alat musik angklung mekanika elektronik (mekatronik) berkumandang sesaat setelah Bill Farmer dan Benyamin Lakitan menekan tombol secara bersama-sama menandai dibukanya pameran Strike A Chord – The Science of Music yang akan berlangsung di PP-IPTEK mulai 1 Desember 2009 s.d 31 Maret 2010. Angklung mekatronik ini merupakan hasil litbang PP-IPTEK yang khusus dikembangkan untuk memeriahkan acara pembukaan ini.
Acara ini dimeriahkan oleh gitaris jazz Indonesia paling populer yang juga merupakan alumni Australia, I Wayan Balawan, SMP Presiden, dan ensemble Musik Dunia pemuda Indonesia yang berbakat dan kreatif, Kuno Kini. Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan ini, Kuno Kini juga akan mengadakan lokakarya bagi para pelajar dari sekolah-sekolah di Jakarta pada bulan Januari 2010 mendatang.
Dipenghujung acara Bill Farmer bersama dengan Chris Lauf sempat unjuk kebolehan menampilkan demonstrasi “Dancing Fire” kehadapan para hadirin. Deretan nyala api yang terdapat pada tabung berdansa mengikuti alunan lagu Farmer yang kala itu membawakan lagu dengan judul Mathilda.
Strike A Chord – The Science of Music menghadirkan 14 alat peraga Iptek a.l: Drum Dance, Music Factory, Good Vibrations, Waves on a Spring, Sound Sculpture dan lain-lain. Dengan tema “Sains di Balik Keindahan Musik”, alat peraga yang disajikan akan menampilkan fenomena dan kaidah Iptek dibalik keindahan musik. Dengan alat peraga yang ditampilkan juga akan membuat anda menjadi pemimpin orkestra virtual, merekam dan menghasilkan musik digital anda sendiri, bermain dengan “band virtual” bersama teman-teman, mendengarkan alat musik dari berbagai belahan dunia dan bahkan menggubah jenis musik-musik Klasik.
Beberapa alat peraga Strike A Chord juga cocok digunakan pengunjung yang mengalami kelainan pendengaran atau penglihatan. Alat peraga Strike A Chord dikembangkan berdasarkan konsultasi dengan peneliti akustik, ahli kejiwaan dan sejarawan musik untuk mengisahkan cerita simponi musik dari perkembangan paling awal hingga pada masa musik digital terkini.
Pameran ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman serta kepedulian masyarakat dibidang iptek melalui media yang familiar dan populer di masyarakat, yakni musik, guna menumbuhkan kreativitas dan inovasi yang bisa dimanfaatkan dalam meningkatkan kesejahteraan. Selain pameran, akan diselenggarakan pula berbagai kegiatan yang berkaitan dengan sains dan musik seperti: Talkshow, workshop, kompetisi, lomba, yang dikemas dalam berbagai kegiatan menarik. Strike A Chord – The Science of Music terbuka untuk umum, setiap hari mulai pukul 08.30 s.d 17.00 wib.[pp-iptek]
Tidak ada komentar